Gerhana Matahari Total (kiri) dan Gerhana Bulan Total (kanan). Kredit: NASA, Eclipse Viewer, Espenak, Getty Images
2016 di depan mata. Dan sepertinya, tahun 2016 ini akan menjadi tahun yang bahagia untuk para astronom dan pengamat langit, khususnya yang tinggal di Indonesia. Sebab Indonesia bakal dilintasi dua Gerhana Matahari dan dua Gerhana Bulan!
Bagaimana Gerhana Matahari bisa terjadi?
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi Bulan terletak di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Pada tahun 2016, dua gerhana Matahari yang terjadi adalah Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Parsial (Sebagian). Keduanya akan terjadi dalam jeda waktu 6 bulan! Yakni Maret dan September.
Bagaimana dengan Gerhana Bulan?
Gerhana Bulan terjadi saat sebagian atau keseluruhan penampang Bulan tertutup oleh bayangan Bumi yang disebut Umbra dan Penumbra. Itu terjadi bila Bumi berada di antara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai Bulan karena terhalangi oleh Bumi.
Dengan penjelasan lain, gerhana Bulan muncul bila Bulan sedang beroposisi dengan Matahari. Tetapi karena kemiringan bidang orbit Bulan terhadap bidang ekliptika sebesar 5°, maka tidak setiap oposisi Bulan dengan Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana Bulan.
Perpotongan bidang orbit Bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan dua buah titik potong yang disebut node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana Bulan ini akan terjadi saat Bulan beroposisi pada node tersebut. Di tahun 2016, akan terjadi Gerhana Bulan Penumbra, yakni pada Maret dan September pula.
Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016
Beberapa daerah di Indonesia pada 9 Maret 2016 akan dilalui Gerhana Matahari Total. Fenomena alam eksotis ini akan melewati daerah Palembang (dengan durasi 1 menit 52 detik), Belitung (2 menit 10 detik), Balikpapan (1 menit 9 detik), Luwuk (2 menit 50 detik), Sampit (2 menit 8 detik), Palu (2 menit 4 detik), Ternate (2 menit 39 detik), Bangka (2 menit 8 detik), Palangkaraya (2 menit 29 detik), Poso (2 menit 40 detik), serta Halmahera (1 menit 36 detik).
Semenatra itu, Gerhana Matahari Sebagian juga bisa dinikmati di Padang (95,43 persen), Bandung (88,76 persen), Denpasar (76,53 persen), Kupang (65,49 persen), Surabaya (83,08 persen), Banjarmasin (98 persen), Manado (96,66 persen), Jakarta (88,76 persen), Pontianak (92,96 persen), Makassar (88,54 persen), serta Ambon (86,90 persen) dan daerah-daerah Sekitarnya.
Selain di Indonesia gerhana yang akan berlangsung pada pagi hari ketika Matahari beranjak dari ufuk timur, peristiwa Gerhana Matahari Total juga akan melintas di Samudera Pasifik. Namun begitu, Indonesia menjadi satu-satunya dataran atau negara yang dilalui jalur gerhana total.
Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016
Setelah pada 9 Maret 2016 terjadi Gerhana Matahari Total, dua pekan berikutnya akan terjadi Gerhana Bulan Penumbra. Apa itu Gerhana Bulan Penumbra? Gerhana Bulan Penumbra berbeda dengan gerhana Bulan total atau sebagian. Pada gerhana Bulan total dan sebagian, manusia dengan mudah mengamati perbedaan muka Bulan, di mana satelit Bumi itu tampak merah. Pada gerhana Bulan penumbra, perbedaan sukar diamati.
Saat gerhana Bulan total dan sebagian, Bumi, Bulan, dan Matahari nyaris terletak pada satu garius lurus. Bumi berada di antara Bulan dan Matahari. Bumi berada dalam bayang-bayang Bulan. Pada gerhana Bulan penumbra, Bumi berada dalam perpanjangan bayang-bayang Bulan.
Untuk bisa menyadari adanya gerhana saat gerhana Bulan penumbra, teleskop dibutuhkan. Tapi, walaupun melakukan pengamatan dengan teleskop, tak semua tahapan gerhana malam ini dapat disaksikan. Gerhana Bulan Penumbra ini dapat disaksikan di Indonesia Barat dan Indonesia Tengah, terjadi ketika Bulan Purnama baru saja terbit.
Gerhana Bulan Penumbra 23 Maret 2016 ini akan berlangsung 4 jam 15 menit 22 detik, dengan kontak pertama gerhana pada pukul 16:39 WIB, puncak gerhana pukul 18:47 WIB dan kontak terakhir gerhana pukul 20:54 WIB.
Gerhana Matahari Parsial 1 September 2016
Gerhana Matahari pada 1 September 2016 ini sebenarnya adalah Gerhana Matahari Cincin, yang bertitik gerhana di Tanzania. Jalur Gerhana Matahari Cincin ini melintasi negara-negara seperti Gabon, Republik Congo, Replublik Demokratis Congo, Tanzania dan Madagaskar.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah bisa terlihat? Jawabannya, masih! Dengan beruntung, Indonesia kebagian Gerhana Matahari Sebagian, yang hanya sekitar 5 persen. Sayangnya, Gerhana Matahari Sebagian ini hanya akan terlihat di Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Bagi Anda yang berada pada wilayah-wilayah yang disebutkan di atas, Anda bisa menyaksikan Matahari yang tergigit sedikit seperti pada ilustrasi di atas pada pukul 17:32 WIB di langit Barat.
Gerhana Bulan Penumbra 17 September 2016
Persis seperti 23 Maret 2016, pada 17 September 2016 akan terjadi Gerhana Bulan Penumbra. Bedanya, kali ini hampir seluruh wilayah Indonesia dapat menyaksikannya, dari Sabang sampai Merauke.
Gerhana Bulan Penumbra 17 September 2016 ini akan berlangsung sekitar 3 jam 59 menit 16 detik, dengan kontak pertama gerhana pukul 23:54 WIB, puncak gerhana pukul 01:54 WIB, dan kontak terakhir gerhana pukul 03:53 WIB.
Nah, itulah keempat persitiwa gerhana yang akan terjadi sepanjang tahun 2016. Oh iya, dilarang mengamati Gerhana Matahari (Total dan Sebagian) dengan mata telanjang ya! Sebab cahaya Matahari yang begitu terang mampu membakar retina mata dan bisa menyebabkan kebutaan permanen, Anda harus menggunakan kacamata gerhana untuk mengamatinya. Namun untuk mengamati Gerhana Bulan, diperbolehkan dengan mata telanjang.
Selamat berburu gerhana!
0 Komentar