Planet Venus. Kredit: NASA
1. Satu Hari di Venus Lamanya Setara 243 Hari di Bumi
Semua planet di Tata Surya mengorbit Matahari dengan arah melawan jarum jam (seperti yang terlihat dari kutub utara Matahari). Sebagian besar planet juga berotasi pada sumbunya dengan arah yang melawan jarum jam, namun Venus berotasi searah jarum jam setiap 243 hari Bumi, yang merupakan rotasi terlambat di Tata Surya. Hari sideris Venus (243 hari Bumi) berlangsung lebih lama daripada tahun Venus (224,7 hari Bumi).
2. Venus adalah Planet Batuan atau Planet Terestrial
Venus dalah salah satu dari empat planet kebumian di Tata Surya, yang berarti bahwa Venus merupakan planet yang berbatu layaknya Bumi. Ukuran dan massanya mirip dengan Bumi, sehingga planet ini sering dijuluki sebagai “saudara” atau “kembaran” Bumi. Diameter Venus tercatat sebesar 12.092 km (hanya lebih kecil 650 km daripada Bumi) dan massanya kurang lebih 81,5% dari massa Bumi.
Sekitar 80% permukaan Venus terdiri dari daratan vulkanik, dengan 70% merupakan daratan dengan bubungan berkerut dan 10% merupakan daratan yang halus dan berlekuk. Dua puluh persen sisanya merupakan dua “benua” dataran tinggi; salah satu benua terletak di belahan utara Venus, sementara yang lain berada di sebelah selatan garis khatulistiwa.
Benua utara disebut Ishtar Terra, yang dinamai dari Ishtar, dewi cinta di Babilonia, dan ukurannya kurang lebih sebesar Australia. Gunung tertinggi di Venus (yaitu Maxwell Montes) terletak di Ishtar Terra. Tingginya kurang lebih 11 km di atas rata-rata ketinggian permukaan Venus. Sementara itu, benua selatan dijuluki Aphrodite Terra, yang dinamai dari dewi cinta dalam mitologi Yunani, dan benua ini lebih besar dengan ukuran yang kurang lebih sebanding dengan Amerika Selatan. Benua ini dipenuhi oleh rangkaian rekahan dan patahan.
3. Venus Memiliki Atmosfer yang Padat dan Beracun
Venus memiliki atmosfer yang sangat padat, yang terdiri dari 96,5% karbon dioksida dan 3,5% nitrogen. Massa atmosfernya 93 kali lebih besar daripada atmosfer Bumi, sementara tekanan di permukaan planet Venus 92 kali lebih besar daripada di permukaan Bumi—tekanan yang kurang lebih sebanding dengan samudra sedalam 1 kilometer di Bumi.
Kepadatan di permukaan Mars tercatat sebesar 65 kg/m³ atau 6,5% dari kepadatan air. Atmosfer yang kaya akan CO2 dan awan sulfur dioksida yang tebal menghasilkan efek rumah kaca yang paling kuat di Tata Surya, sehingga rata-rata suhu permukaan Venus 462 °C (864 °F).
Akibatnya, permukaan Venus lebih panas daripada Merkurius, yang memiliki suhu permukaan minimal −220 °C (−364.0 °F) dan suhu permukaan maksimal 420 °C (788 °F), walaupun Venus terletak lebih jauh dari Matahari dan sebagai akibatnya hanya memperoleh 25% iradiansi yang diterima Merkurius. Permukaan Venus seringkali digambarkan seperti neraka. Suhu di Venus juga lebih tinggi daripada suhu untuk melakukan sterilisasi.
Penelitian menunjukkan bahwa miliaran tahun yang lalu, atmosfer Venus lebih mirip dengan atmosfer Bumi daripada atmosfer Venus sekarang, dan mungkin terdapat air di permukaan. Namun, setelah periode selama 600 juta hingga beberapa miliar tahun, efek rumah kaca berkelanjutan disebabkan oleh penguapan air yang menghasilkan gas rumah kaca di atmosfer.
4. Venus Tidak Memiliki Satelit Alami atau Bulan
Venus tidak memiliki satelit alami, walaupun asteroid 2002 VE68 memiliki hubungan semi-orbital dengan Venus. Selain semi-satelit ini, terdapat dua ko-orbital sementara lainnya, yaitu 2001 CK32 dan 2012 XE133.
Sebelumnya, pada abad ke-17, Giovanni Cassini melaporkan keberadaan satelit yang mengelilingi Venus yang dinamai Neith. Dua ratus tahun kemudian, terdapat berbagai laporan pengamatan. Namun, satelit semacam itu tidak sungguh ada dan sebagian besar ternyata merupakan bintang di kejauhan.
Sementara itu, model Tata Surya awal yang dibuat oleh Alex Alemi dan David Stevenson di California Institute of Technology menunjukkan bahwa Venus mungkin pernah memiliki satu satelit yang terbentuk dari peristiwa tubrukan besar miliaran tahun yang lalu. Sekitar 10 juta tahun kemudian, tubrukan lain mengubah arah putaran Venus dan akibatnya satelit Venus secara perlahan terdeselerasi secara pasang surut hingga akhirnya bertubrukan dengan Venus.
Jika ada tubrukan lain yang membentuk satelit, satelit tersebut akan mengalami nasib yang sama. Penjelasan lain adalah kuatnya gravitasi matahari sehingga mendestabilisasi satelit besar yang mengorbit planet kebumian di Tata Surya dalam. Alih-alih mengorbit Venus, satelit tersebut justru akan tertarik gravitasi Matahari.
5. Tidak Ada Tanda Kehidupan di Venus
Dengan rata-rata suhu permukaan sebesar 735 K (462 °C; 863 °F), Venus merupakan planet terpanas di Tata Surya. Planet ini tidak memiliki siklus karbon yang memerangkap karbon dalam batuan dan kenampakan permukaan, dan juga tidak memiliki kehidupan organik yang dapat menyerap karbon dalam bentuk biomassa. Venus diselimuti oleh lapisan buram yang terdiri dari awan asam sulfat yang sangat reflektif, sehingga permukaannya tidak dapat dilihat dari luar angkasa.
0 Komentar