Peta gravitasi Mars, warna merah dan putih menunjukan gravitasi terkuat, warna biru dan hijau gravitasi terlemah. Kredit: MIT/UMBC-CRESST/GSFC
Para ilmuwan telah menggunakan metode yang agak cerdik untuk mengukur gravitasi di Planet Mars dengan lebih presisi daripada sebelumnya. Mereka memanfaatkan gangguan kecil dalam posisi orbit sebuah wahana antariksa untuk memetakan wilayah gravitasi tertinggi dan terrendah di permukaan Planet Merah, penelitan ini telah diterbitkan dalam jurnal Icarus.
Untuk menyatukan peta menjadi kesatuan yang utuh, para ilmuwan menggunakan data dari beberapa wahana antariksa seperti Mars Global Surveyor, Mars Odyssey, dan Mars Reconnaissance Orbiter. Mars cukup "menggumpal," dengan daerah elevasi tinggi seperti Olympus Mons (gunung tertinggi di Tata Surya), dan elevasi rendah seperti Valles Marineris (sistem jurang terbesar).
Dengan demikian, para ilmuwan menyimpulkan, wahana-wahana antariksa yang mengorbit Planet Merah ditarik oleh gaya gravitasi yang bervariasi karena mereka terbang di atas wilayah pada permukaan Mars yang berbeda.
Meskipun variasi tersebut cukup kecil, perubahan ini mempengaruhi sinyal yang dikirim sebuah wahana antariksa yang mengorbit Mars ke Bumi, yang telah memungkinkan para ilmuwan untuk memantau bagaimana wahana-wahana antariksa tersebut bergeser akibat gravitasi Mars.
Saking presisinya, peta gravitasi Planet Mars ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat anomali gravitasi sekecil 100 kilometer. Membandingkan peta ini dengan peta topografi Mars juga memungkinkan para ilmuwan untuk memperbaiki data ketebalan kerak dari Planet Merah yang kurang tepat para perhitungan sebelumnya.
"Peta gravitasi memungkinkan kita untuk melihat ke dalam sebuah planet, seperti dokter yang menggunakan sinar-X untuk melihat ke dalam tubuh pasien," tutur Antonio Genova dari Institut Teknologi Massachusetts, AS, yang merupakan penulis utama pada makalah penelitian ini. Bahkan, peta gravitasi ini mendukung teori bahwa Mars memiliki inti luar yang cair.
Tim ini juga mampu memantau jumlah pergeseran karbon dioksida di kedua kutub Mars. Yang menakjubkan sekitar 3 hingga 4 triliun ton karbon dioksida ditemukan bergeser di antara dua kutub. Penelitian ini juga memungkinkan para ilmuwan untuk lebih mempersiapkan misi masa depan ke Mars, menjadikan sebuah wahana antariksa bisa masuk ke orbit dengan lebih tepat dan lebih baik serta menurunkan risiko kecelakaan.