Definition List

header ads

Memotret Galaksi Bima Sakti dengan Kamera Handphone

Galaksi Bima Sakti dipotret melalui kamera smartphone. Kredit: Ian Norman


Foto di atas dibuat menggunakan smartphone. Dalam beberapa tahun kebelakang ini, sensor smartphone sebenarnya sudah cukup bagus, tapi baru sekarang-sekarang ini kita bisa melihat kombinasi yang tepat antara sensor, lensa, dan software yang membuat kita bisa membikin foto yang dulunya cuma bisa dihasilkan oleh kamera bersensor besar.

Bersiaplah bahwa suatu hari smartphone kita nan mungil akan lebih bertenaga dibanding jajaran atas kamera DSLR dan mirrorless yang ada sekarang.

Saat ini smartphone telah menjadi sebuah kamera "asli" yang bagus. Mereka telah mendominasi dunia fotografi sebagai kamera paling umum di dunia. Mereka telah membuat fotografi menjadi lebih popular dari yang pernah terjadi sepanjang sejarah.

Cukup ulasan fotografinya, mari kembali ke topik utama.

Untuk memotret Milk Way menggunakan smartphone, gunakanlah aplikasi seperti “Manual” pada iOS dan “Camera FV-5” pada Android. Aplikasi-aplikasi tersebut memberikan kontrol yang lebih advance terhadap kamera seperti layaknya pada sebuah DSLR. ISO, shutter speed, white balance, dan metode focus semuanya kita bisa ambil alih.

Sebagai pendukung, gunakanlah sebuah smartphone clamp yang sederhana dan memiliki ¼-20 dudukan tripod sehingga bisa dipasang di berbagai macam tripod.

Tes foto pertama dalam memotret Bima Sakti menggunakan smartphone. Kredit: Ian Norman


Foto di atas adalah foto tes pertama, diambil beberapa jam sebelum Pusat Galaksi Bima Sakti muncul di langit. Foto tersebut diambil menggunakan pengaturan: shutter speed 64 detik, f/2 (dalam hal ini menggunakan smartphone OnePlus One, pada iPhone 6 f/2.2), dengan ISO 3200.

Hasilnya cukup menjanjikan, beberapa detail bayangan, bintang-bintang yang tampak, dan secara umum noisenya masih dapat diterima. Secara langsung memang hasilnya tidak terlalu bagus, tetapi dengan sedikit noise reduction hasilnya akan menjadi lebih baik.

Setelah beberapa jam, saat Pusat Galaksi Bima Sakti sudah cukup tinggi di angkasa untuk dipotret, dicoba lagi utuk memotretnya dengan pengaturan yang sama: shutter speed 64 detik, f/2, dengan ISO 3200, sedikit lebih panjang dibanding biasanya memotret Milky Way tetapi pengaturan ini dipilih karena disesuaikan dengan kemampuan kamera smartphone dalam mengumpulkan cahaya.

Dan inilah hasilnya!


Kredit: Ian Norman


Galaksi Bima Sakti tampak jelas terlihat. Exposure selama 64 detik cukup menolong dalam mengeluarkan brightness dari scene, tetapi menyebabkan munculnya beberapa star trail. Seperti pada foto pertama, muncul beberapa noise tapi sejujurnya tidak tampak terlalu buruk.

Setelah beberapa kali percobaan untuk mempelajari keterbatasan kamera dan tingkatan noise pada foto, maka kita coba untuk memotret dalam exposure yang berbeda yang nantinya akan disatukan dalam proses editing untuk noise reduction.

Teknik ini akan memberikan cahaya yang lebih banyak dan noise yang lebih sedikit dibandingkan dengan single foto. Dengan menggabungkan 4 exposure berbeda dalam frame yang identik sama, lalu memberikan sedikit efek noise reduction maka hasilnya adalah seperti ini:


Kredit: Ian Norman


Jauh lebih baik! Detailnya lebih keluar, dan pengurangan noise menggunakan teknik penggabungan ini hasilnya cukup memuaskan. Sekarang terbukti, kan, bahwa dengan hanya menggunakan smartphone kita juga bisa memotret Milky Way yang dianggap mustahil untuk dilakukan.