Wahana pengorbit bernama TGO, wahana pendarat bernama Schiaparelli. Dua wahana ini akan diluncurkan ke Mars pada hari Senin. Sementara rover ExoMars akan diluncurkan pada 2018. Misi utama ExoMars adalah untuk mencari tanda-tanda kehidupan di Mars.
Sebuah wahana yang dirancang mencari kehidupan di Mars milik Eropa dijadwalkan lepas landas pada hari Senin ini. Wahana ini akan menumpang roket Rusia ke ruang angkasa dari Kazakhstan.
Roket Proton akan membawa satu dari dua misi ExoMars yang dirancang untuk mengungkap tanda-tanda kehidupan masa lalu maupun sekarang di Planet Merah.
Dari orbit, misi Exomars 2016 akan memburu metana di atmosfer Mars dan mencari kemungkinan apakah metana ini dihasilkan oleh proses geologi atau biologis.
Kemudian dalam waktu dua tahun, ExoMars 2018 akan mengirim rover yang dibuat lengkap dengan teknologi mutakhir ke Mars.
Dilengkapi dengan bor yang dapat menggali jauh di bawah permukaan Mars, rover itu akan mencari jejak kimia kehidupan disana.
Jika para ilmuwan menemukan bukti kehidupan - bahkan kehidupan primitif yang ada miliaran tahun yang lalu - itu akan menjadi salah satu penemuan terbesar sepanjang masa.
Saat ini, rover NASA telah membuka jalan dengan menyelidiki apakah lingkungan Mars pernah cocok bagi mikroba hidup, tapi tidak satupun dari mereka yang dilengkapi alat untuk mencari kehidupan itu sendiri.
Ilmuwan keplanetan Dr Peter Grindrod, dari Birkbeck, University of London, mengatakan: "Ini sangat menarik.
"Ini adalah serangkaian misi yang berusaha untuk menjawab salah satu pertanyaan mendasar manusia : Apakah ada kehidupan selain di bumi?
"Menemukan adanya kehidupan di tempat lain di tata surya akan menjadi penemuan besar, sehingga bukti harus kuat.
"Seperti yang mereka katakan, klaim luar biasa membutuhkan bukti yang luar biasa."
Misi Exomars ini dilakukan atas kerjasama European Space Agency (ESA) dan Lembaga Antariksa Rusia, Roscosmos.
Peluncura yang akan dilakukan pada hari Senin ini dari Kosmodrom Baikonur akan mengirimkan dua probe tanpa awak pada perjalanan melintasi ruang yang berlangsung selama tujuh bulan.
Salah satu wahana itu bernama Trace Gas Orbiter (TGO) yang bertugas mengendus atmosfer Mars untuk mencari metana, uap air dan gas-gas lainnya.
Sementara yang lainnya bernama Schiaparelli, sebuah wahana pendarat yang tugas utamanya untuk melakukan uji coba teknologi parasut dan retro-roket yang diperlukan untuk misi rover pada 2018.
Metana cepat hancur oleh sinar matahari dan harus terus diregenerasi dari beberapa sumber untuk bertahan di atmosfer sebuah planet.
Di Bumi, sumber utama metana berasal dari kehidupan. Miliaran mikroba, termasuk banyak yang berkembang di usus hewan seperti sapi dan rayap, mengeluarkan gas ini.
Tetapi metana juga dapat dihasilkan oleh aktivitas gunung berapi.
TGO dilengkapi untuk mencari hotspot metana di permukaan Mars, dan menggunakan instrumen yang sangat sensitif untuk melakukan tes apakah metana ini produk biologi atau geologi.
Pengorbit juga membawa kamera warna 3D resolusi tinggi yang disebut CaSSIS (Colour and Stereo Surface Imaging System) yang dapat mengambil foto objek dari permukaan sekecil 15 sampai 20 meter.
CaSSIS akan melihat ke depan dan belakang pesawat ruang angkasa untuk membangun peta 3D yang menakjubkan dari kawah, pegunungan, bukit pasir dan fitur permukaan lainnya.
Dr Grindrod mengatakan: "Kami berharap dapat beberapa gambar yang spektakuler."
Tapi para ilmuwan perlu bersabar. Meskipun TGO mencapai Mars pada bulan Oktober, ia harus menjalani serangkaian manuver orbital yang panjang sebelum misi ilmiah lima tahunnya dapat dimulai pada Desember 2017.