Nebula planeter K 4-55. Kredit: NASA/ESA/Hubble
Memahami bagaimana sebuah bintang berevolusi sangat penting untuk memahami dari mana Bumi dan Tata Surya berasal, dan bagaimana sistem bintang kita di masa mendatang. Sekitar 5 miliar tahun dari sekarang, Matahari akan sekarat dan mati, ia akan berubah menjadi nebula planeter.
Sebuah contoh fenomenal dari bintang sekarat adalah Kohoutek 4-55 (K 4-55), mantan bintang raksasa merah yang terletak sekitar 4.600 tahun cahaya di konstelasi Cygnus. Dalam citra yang diambil oleh Teleskop Antariksa Hubble pada tahun 2009 ini, kita bisa melihat salah satu peristiwa paling menarik dalam tahap evolusi bintang: pembentukan nebula planeter.
Bintang menghasilkan energi dengan menggabungkan hidrogen di inti mereka. Proses ini berlangsung selama miliaran tahun, tapi seiring waktu inti bintang akan terisi penuh oleh helium sehingga bintang tersebut tidak cukup mampu menahannya dan akhirnya runtuh ke dalam gravitasinya sendiri.
Nebula planeter adalah sebuah emisi nebula yang terdiri dari cangkang gas terionisasi yang bersinar yang sedang mengembang yang dikeluarkan selama fase masa asimtotik dari beberapa jenis bintang dalam siklus akhir kehidupan bintang tersebut.
Istilah nebula planeter sebenarnya berawal dari kekeliruan yang dilakukan oleh Sir William Herschel (1784 atau 1785) karena jika dilihat melalui teleskop, objek-objek tersebut terlihat menyerupai awan (nebula) yang mirip dengan penampakan Uranus, planet yang telah ditemukan dengan teleskop oleh Herschel.
Nama yang diberikan oleh Herschel ini kemudian diadopsi oleh para astronom dan tidak pernah berubah lagi, walaupun nebula planeter sama sekali tidak ada hubungannya dengan planet di sistem tata surya.
Dalam kasus K 4-55 kita melihat sesuatu yang lebih tidak biasa, sebuah elemen yang berbeda yang telah terpisah dan membentuk struktur cincin konsentris. Dalam cincin di sekitar inti yang terang, ada kelimpahan hidrogen (berwarna hijau) dan oksigen (warna biru). Seluruh sistem ini dikelilingi oleh lingkaran merah samar besar yang dipancarkan oleh hidrogen terionisasi.
Melihat bintang sekarat bukan hanya menjawab keingintahuan; masih banyak hal yang kita tidak tahu tentang bagaimana bintang mendekati ajalnya. Bintang K 4-55 memiliki karakteristik yang mirip dengan Matahari, jadi dengan mengamati dan mempelajarinya saat ini, kita dapat mengetahui bagaimana Matahari kita di masa mendatang.