Wajah Venus Setelah Di Terraforming
Ide untuk terraforming Venus sudah diajukan oleh Carl Sagan sejak tahun 1961. Masalah yang dihadapi dalam usaha tersebut akan berkebalikan dengan Mars. Apabila Mars memiliki tantangan berupa suhu yang rendah dan atmosfer yang tipis, maka Venus justru memiliki suhu yang terlalu tinggi dan atmosfer yang terlalu tebal
Venus bukanlah planet yang bersahabat dengan manusia. Suhu permukaan Venus mencapai 450 derajat celcius. Suhu setinggi itu sudah cukup untuk melelehkan logam. lokasinya yang dekat dengan Matahari membuatnya menerima dua kali jumlah panas Matahari ketimbang yang diterima Bumi. Tak hanya itu, atmosfernya yang tebal mengandung CO2 dalam jumlah luar biasa yang berperan sebagai gas rumah kaca, memerangkap panas matahari dan menaikkan suhu planet
Cara yang dapat digunakan untuk mendinginkan Venus adalah dengan “memayunginya” dengan “solar shade” yang juga berperan ganda sebagai panel solar untuk menghasilkan energi listrik. Usaha ini bakalan mati2an, sebab ukuran “solar shade” yang dibutuhkan adalah empat kali diameter Venus sendiri. Bisa dibayangkan akan sangat sulit bagi penduduk Bumi untuk memproduksinya, apalagi mengirimkannya ke Venus. Namun untungnya, bahan “solar shade” yang diproposalkan adalah nanotube karbon dan graphene yang dapat diproduksi di planet Venus langsung dengan bahan CO2 dari atmosfernya. Material dan energi yang dihasilkan ini juga dapat dimanfaatkan di Bumi sehingga menjadi nilai komersil bagi planet ini.
Lalu bagaimana cara mengurangi kandungan CO2 yang berlebihan di atmosfer Venus? Salah satu ide cemerlang adalah membombardir Venus dengan gas hidrogen yang selanjutnya akan bereaksi dengan CO2 menghasilkan grafit (bernilai ekonomi) dan air (bermanfaat bagi kehidupan) menurut reaksi Bosch.
CO2 + 2H → C + 2H2O
Jumlah gas hidrogen yang dibutuhkan sangat besar, sehingga dapat diambil dari planet2 gas raksasa (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) ataupun satelit2 mereka. Untuk reaksi ini juga diperlukan senyawa besi sebagai katalis yang dapat diperoleh dari Mars, Merkuri, asteroid, hingga Bulan.
Membombardir Venus dengan magnesium dan kalsium juga dapat mengurangi kandungan CO2 atmosfer dengan mengubahnya menjadi kalsium karbonat dan magnesium karbonat. Untunglah magnesium dan kalsium oksida secara alami dapat ditambang di permukaan planet.
CO2 yang ingin dibuang dari Venus juga sebenarnya dapat dimanfaatkan dengan cara didinginkan menjadi es kering lalu dikirimkan ke Mars untuk men-terarforming planet tersebut (ingat Mars perlu banyak CO2 untuk memanaskan planet tersebut).
Namun masalah terberat yang akan dihadapi apabila manusia benar2 ingin menguasai Venus adalah masa rotasinya yang sangat lambat. Satu hari Venus setara dengan 243 hari di Bumi, hampir sama dengan masa revolusinya (1 tahun Venus = 224,7 hari Bumi). Dengan kata lain, siang hari di Venus mencapai 116 hari (hampir 4 bulan) lamanya, sama dengan panjang malamnya. Tak hanya manusia yang akan sulit beradaptasi dengan kondisi ekstrim ini, namun juga hewan apalagi tumbuhan. Cara gila untuk mempercepat rotasi Venus adalah dengan melewatkan asteroid atau komet dengan diamater sekitar 100 km dan membiarkan gaya gravitasinya bekerja. Darimana kita dapat asteroidnya dan bagaimana kita bisa “menyopirinya” melewati Venus biarkan menjadi imajinasi kita