Wahana NASA Cassini. Kredit : NASA
Pencarian Planet Kesembilan, yang mengorbit jauh di belakang Pluto, kini dibantu oleh wahana NASA Cassini, yang telah menjelajahi sistim Saturnus selama lebih satu dekade.
Berita bahwa kemungkinan planet kesembilan dengan massa 10 kali dari Bumi bisa mengorbit di wilayah gelap di luar Neptunus membakar imajinasi publik pada bulan Januari. Prediksi ini masih sebatas itu - sebuah hipotesis, berdasarkan pemodelan, bukan observasi. Tapi para ilmuwan yang berada di balik ide tersebut mengatakan pencarian menggunakan teleskop bisa mengkonfirmasi (atau menolak) itu dalam waktu lima tahun.
Sekarang, kelompok ilmuwan lain menunjukkan bagaimana keberadaan planet tersebut akan mempengaruhi gerakan delapan planet lain. Pekerjaan ini sangat bergantung pada pengukuran yang dilakukan oleh wahana Cassini, dan bertujuan untuk mempersempit zona perburuan di mana para ilmuwan harus mengarahkan teleskop mereka saat mereka mencari rakasa tersembunyi ini.
Pencarian Planet Kesembilan
Wahana NASA Cassini adalah sebuah satelit buatan manusia yang mengorbit Saturnus. Ia telah mengambil gambar kemegahan Saturnus, membuat pendekatan terdekat dengan bulan Saturnus dan mengukur lokasi tepat Saturnus di berbagai waktu selama mengorbit mengelilingi matahari. Informasi terakhir ini pasangkan ke model tata surya yang melacak gerakan objek masif lainnya.
Sejak awal 1800-an, para astronom telah mencoba untuk menggunakan posisi dan gerakan planet yang dikenal untuk menyimpulkan keberadaan planet tak terlihat, menurut sebuah posting blog oleh Mike Brown, seorang profesor astronomi planet di Caltech, dan salah satu ilmuwan yang baru-baru ini meramalkan adanya Planet Sembilan.
Dalam beberapa kasus, pengaruh satu objek masif pada objek masif lainnya sangat jelas: jika matahari tidak terlihat, orbit planet-planet di sekitarnya akan memperlihatkan bahwa sesuatu yang benar-benar masif tinggal di pusat tata surya. Teknik ini membantu para ilmuwan menemukan Neptunus pada tahun 1846, dan Pluto pada tahun 1930.
Brown dan rekannya Konstantin Batygin, seorang profesor keplanetan di Caltech, meramalkan adanya Planet Kesembilan dengan mengamati orbit aneh dari enam objek yang relatif besar di Kuiper Belt, sabuk objek berbatu yang mencakup Pluto.
Ilmuwan lain telah mengusulkan bahwa orbit aneh objek Sabuk Kuiper ini (KBO) dapat dijelaskan dengan cara lain: Mungkin ada objek berbatu yang lebih kecil yang mengorbit matahari di luar Pluto dari yang diperkirakan ilmuwan saat ini. Tapi pada akhirnya, bukti pengamatan harus menyelesaikan perdebatan, dan Brown mengatakan bahwa jika Planet Kesembilan di luar sana, para ilmuwan pasti bisa mendeteksinya dalam waktu lima tahun.
Penelitian baru yang melibatkan Cassini ini berpotensi mempercepat pencarian dengan menunjukkan daerah mana saja yang bisa di orbit Planet Kesembilan dan mana yang tidak.
Mengukur Gerak Saturnus
Agnes Fienga, seorang astronom di Observatorium Côte d'Azur dan peneliti utama pada pekerjaan baru ini, bersama dengan rekan-rekannya, memutuskan untuk melihat tidak hanya pada bagaimana Planet Kesembilan mungkin mempengaruhi objek di daerah itu, tetapi bagaimana ia mempengaruhi gerakan delapan planet lainnya.
Mereka menggunakan model komputer dari sistem surya disebut INPOP ephemerides planet model, yang memiliki lebih dari 150.000 pengukuran individual objek tata surya, termasuk lebih dari 200 pengukuran yang dilakukan oleh Cassini selama 10 tahun, kata Fienga. Pengamatan jangka panjang gerak Saturnus sangat penting dalam meningkatkan ketepatan model dan kemampuannya untuk menangkap efek halus dari kemungkinan planet kesembilan, katanya.
Brown dan Batygin tidak mengusulkan jalur khusus pada Planet Kesembilan melalui ruang melainkan berbagai kemungkinan yang bisa ada, sekitar 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Jalur dari planet mengelilingi matahari termasuk seberapa jauh itu dari matahari, bagaimana panjang orbitnya (bukan lingkaran sempurna) dan bagaimana kemiringan orbitnya dibandingkan dengan bidang tata surya.
Fienga dan rekan-rekannya memilih orbit Planet Kesembilan dari kisaran yang disarankan oleh Brown dan Batygin, dan ditambahkan ke model INPOP dari tata surya. Dari sana, mereka memutuskan bahwa planet ini tidak bisa berada di daerah tertentu, karena akan menyebabkan gangguan dalam gerakan planet lain yang seharusnya terdeteksi oleh pengamatan, seperti yang dibuat oleh Cassini.
Fienga dan rekan-rekannya sedang bekerja untuk melakukan analisis pada kemungkinan orbit Planet Kesembilan, untuk lebih mempersempit daerah mana saja objek itu berada.
Pengaruh Planet kesembilan di planet-planet dalam akan halus. Jika Planet Kesembilan saat ini berada di suatu tempat di sisi jauh dari orbitnya mengelilingi matahari, efeknya akan terlalu kecil dalam model INPOP untuk diprediksi.