Gambar ini menunjukkan kemungkinan lokasi tabrakan lubang hitam yang menghasilkan gelombang gravitasi yang terdeteksi oleh Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory. Tabrakan terjadi 1,3 miliar tahun lalu di suatu tempat di luar sana di belahan bumi selatan.
Tahun 1916, Albert Einstein dalam Teori Relativitas Umum menggagas bahwa alam semesta memiliki kerut-kerut yang disebabkan oleh benda bermassa besar yang bergerak dalam ruang dan waktu, yang disebut gelombang gravitasi.
Kini, 100 tahun kemudian, tepatnya Kamis (11/2/2016) kemarin, para ilmuwan mengumumkan bahwa mereka berhasil mendeteksi gelombang yang semula hanya diungkap dalam teori itu.
Tim Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) mendeteksi gelombang gravitasi dari persatuan dua lubang hitam yang berada pada jarak 1,3 miliar tahun dari bumi.
Namun, lantas apa pentingnya penemuan gelombang gravitasi untuk kita? Terus Indonesia sejahtera? Apakah temuan itu akan membuat yang sakit sembuh dan yang jomblo bertemu jodoh?
Jika kita bertanya manfaat praktis dari penemuan ini sekarang, astrofisikawan Katie Mack dari University of Melbourne mengungkapkan, temuan ini takkan berdampak banyak.
Kalau ada yang mengidap kanker, misalnya, tak akan ada penemuan obat atau alat terapi yang bisa membantu dengan dasar gelombang gravitasi.
Ilmu dasar tak akan memberi manfaat segera, tetapi eksplorasi ilmu pengetahuan dalam sejarah terbukti mendorong berkembangnya teknologi yang mendukung kehidupan lebih baik.
Ambil contoh upaya mengungkap Higgs Boson atau yang kerap disebut Partikel Tuhan. Eksperimen oleh Organisasi Riset Nuklir Eropa telah mendorong kemunculan internet.
Sekarang, internet memicu revolusi. Manusia bisa berkomunikasi lebih mudah. Bisnis baru berbasis digital berkembang. Orang pun bisa menemukan pasangan di dunia maya.
Bukan tidak mungkin, studi tentang gelombang gravitasi pada masa depan memicu munculnya teknologi pengobatan atau lainnya yang akan menyejahterakan manusia.
Mack kepada The Guardian, Jumat, mengatakan, studi antimateri, misalnya, telah mendorong munculnya teknologi pemindai Positron Emission Tomography (PET). Kini, teknologi itu berguna bagi kedokteran.
Teori relativitas telah mendorong munculnya teknologi GPS. Eksperimen LIGO sendiri telah mendorong inovasi dalam bidang laser dan ilmu material yang mungkin sekarang sudah diaplikasikan.
Namun, di atas semua itu, sains bukan hanya soal manfaat praktis. Sains juga soal mencari tahu, memahami alam semesta dan lingkungan, serta diri kita sendiri.
Gelombang gravitasi akan membantu manusia menjawab tentang penciptaan alam semesta. Apa yang terjadi miliaran tahun lalu pada alam semesta kita? Bagaimana alam semesta ketika masih bayi?
Gelombang gravitasi adalah jendela menuju masa awal semesta. Sementara kita belum mampu melihat dengan detail apa yang ada pada masa lalu itu, kita setidaknya bisa merayakan keberhasilan menemukan "perangkat" untuk melihatnya.