Jalur gerhana mulai menyentuh muka Bumi pada suatu tempat tak berpenghuni di Samudra Hindia, 1.000 kilometer di sebelah barat Padang, pukul 05.00. Jalur gerhana matahari total (GMT) merambat cepat ke timur dengan kecepatan 1.200 km/jam. Perambatan terjadi karena gerak relatif Bumi dan Bulan mengelilingi Matahari, serta rotasi Bumi pada porosnya.
Jalur gerhana mulai menyentuh wilayah Balikpapan pukul 07.25 WITA. Awal perjalanan GMT di wilayah Bengkulu pukul 06.30. Seterusnya melaju ke timur, melewati Pulau Belitung menuju Kalimantan Barat, Kalimantan Timur lalu berbelok ke timur laut menjajagi Sulawesi Tengah.
Kota Balikpapan akan ditinggalkan GMT pukul 10.00 ketika bayangan meninggalkan wilayah Balikpapan. Totalitas gerhana, yakni tatkala piringan kelam Bulan menutupi sempurna cakram berkilau Matahari (sampai 95 persen) terjadi pada pukul 08.35 WITA..
Gerhana Matahari dan Mitos Yang Berkembang Di Masyarakat
GMT selalu hadir dalam kehidupan Bumi dibarengi dengan mitos dan kepercayaan manusia. Dulu kejadian akbar alami ini dapat menumbuhkan ketakutan. Kekurangpahaman sering membuat rasionalitas terabaikan.
Kita pernah mengalami disinformasi yang beredar menjelang GMT 1983. Beruntunglah, yang berani melawan anjuran tinggal di dalam rumah, dan bisa menyaksikan keindahan peristiwa yang luar biasa itu. Pada peristiwa GMT berikutnya, 1988, pasokan informasi yang benar membuat antusiasme untuk menyaksikan GMT tumbuh lagi. Pelajar dan masyarakat menyambut GMT tanpa rasa takut, sambil melengkapi dirinya dengan kacamata pelindung dan perlengkapan lainnya.
Penggerhanaan Matahari merupakan salah satu peristiwa mekanistik (gerak Bumi, Bulan, dan Matahari) alam biasa. Berlangsung tatkala Bulan menyilang garis hubung Matahari-Bumi di dekat titik simpulnya. Peristiwa itu tidak terjadi setiap saat Bulan berada di antara Matahari dan Bumi karena kemiringan bidang edar Bulan (sebesar 50 ) terhadap bidang ekliptika (bidang edar Bumi dan planet mengelilingi Matahari).
Adalah kebetulan dalam alam bahwa diameter sudut Bulan (30 menit busur) hampir sama besar dengan diameter sudut cakram Matahari, walau jarak linier Bumi-Matahari 400 kali jarak Bumi-Bulan. Besaran sudut yang sama itu membuat piringan Matahari bisa terhalang sempurna oleh piringan gelap Bulan.
Seseorang, karena geometri lintasan Bumi-Bulan mengelilingi Matahari, tidak selalu dapat menyaksikan GMT. Saat berlangsungnya GMT piringan Matahari yang bercahaya sedikit demi sedikit teradang Bulan. Pada puncaknya kegelapan melanda suatu daerah yang kebetulan berada di daerah jalur GMT. Pada saat itulah pinggiran gelap Bulan menampilkan keindahan "mutiara Bailey" (Bailey beads), yang dibentuk oleh terobosan cahaya Matahari melalui lembah dan ngarai permukaan Bulan.
Lebar pita bayangan, yakni daerah yang dilewati oleh jalur GMT hanya 150-200 km (di permukaan Bumi). Dari sebelah utara dan selatan jalur GMT tidak terlihat lagi. Oleh karena itu, setiap titik di permukaan Bumi hanya mempunyai peluang dilewati jalur gerhana sekali setiap 360 tahun. Ini suatu kala panjang untuk dapat menyaksikan episode gerhana serupa. Panjang GMT maksimum 7 menit 40 detik.
Kegelapan yang ditimbulkan oleh kerucut bayangan Bulan untuk tempat di dekat ekuator, dapat berlangsung selama 5 menit. Tergantung dari jarak Matahari-Bumi-Bulan panjang kala GMT bisa mencapai maksimum 7 menit 40 detik (untuk suatu titik di dekat ekuator).
GMT 1983 mendekati kala maksimum, berlangsung 6 menit. Panjang kala gerhana itu sudah merupakan primadona bagi pemburu gerhana untuk dikejar dan diamati dari tempat yang sesuai, dalam artian tak akan terganggu oleh peristiwa meteorologi, seperti awan yang menghalangi pandangan.
Para profesional-astronom ingin memanfaatkan peluang emas itu untuk membuka dan meneguhkan interpretasi rahasia alam yang belum terpecahkan atau belum kukuh. Aspek fisika ruang antarplanet (di dekat Bumi) dan fisika Matahari, yakni gejala ubahan yang menyulut penampakan korona dan berpengaruh pada lapisan angkasa Bumi, merupakan incaran peneliti.