Gerhana Matahari Total
Seperti apa suasana dan pengalaman saat melihat sebuah peristiwa Gerhana Matahari Total? Abdul Rachman, Peneliti Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyajikan pengalaman astronom saat melihat fenomena alam yang langka ini.
Kontak pertama. Sebuah torehan kecil tampak di sisi barat Matahari. Saat itu tidak ada perubahan jumlah cahaya Matahari yang dikesani mata. Ya, tak ada yang janggal selain torehan kecil itu. Tapi, ketika torehan tersebut terus membesar sehingga Matahari mulai tampak bagai Bulan sabit, perasaan mulai berkata hari ini bukan hari biasa.
Perubahan bentuk Matahari selanjutnya berjalan lambat selama kira-kira setengah jam pertama, hingga lebih dari setengah piringan Matahari tertutupi. Setelah itu, kejadian-kejadian luar biasa mulai bermunculan semakin lama semakin cepat. Langit masih terang tapi birunya terlihat memudar. Bumi di sekitarmu mulai tampak gelap. Dalam waktu 10 hingga 15 menit ke depan, alam seolah-olah disinari cahaya abu-abu metalik.
Kejadian-kejadian baru muncul semakin cepat. Kurang lebih seperempat jam menjelang gerhana total, langit barat mulai tampak lebih gelap daripada langit timur di mana pun posisi Matahari. Bayangan bulan sedang mendekat. Sekalipun belum pernah melihat gerhana Matahari total sebelumnya, Anda tahu sesuatu yang menakjubkan akan segera terjadi—suatu fenomena luar bisa bagi manusia.
Kurang dari lima belas menit menjelang gerhana total. Matahari masih tetap cemerlang cahayanya walaupun bentuknya telah berubah menjadi sabit tipis. Namun, warna biru langit telah berubah menjadi biru-abu-abu atau ungu. Langit gelap mulai menutupi sekeliling Matahari. Ya, Sang Surya tidak lagi menerangi langit seperti biasanya.
Lima menit menjelang gerhana total. Kegelapan di langit barat semakin jelas terlihat dan tampak seperti sesuatu yang naik ke angkasa dan menyebar di sepanjang horison barat. Kegelapan itu laksana membentuk badai yang besar tapi tanpa suara, tanpa bunyi gemuruh. Sekarang gelap mulai mengambang di atas horison dan menyingkapkan cahaya kuning atau jingga di bawahnya bak cahaya senja.
Anda baru saja melihat menembus bayangan Bulan yang sempit hingga ke cahaya Matahari yang tampak di baliknya. Kejadian demi kejadian berlangsung lebih cepat lagi. Sabit Matahari sekarang berupa kepingan putih yang berkobar, menyerupai obor tukang las. Langit yang menghitam semakin ketat membungkus sekeliling Matahari, semakin lama semakin cepat menelan Sang Surya.
Menit berganti menjadi detik. Ujung-ujung kepingan putih Matahari pecah menjadi titik-titik terang laksana membentuk manik-manik yang dinamakan Baily’s beads—sorotan-sorotan terakhir cahaya Matahari yang melewati lembah-lembah Bulan yang terdalam. Di sisi lain sabit Matahari, sebuah siluet remang-remang yang berbentuk lingkaran, samar-samar terlihat di pandangan.
Itulah sisi gelap Bulan, yang dibingkai oleh cahaya putih yang dihiasi berbagai warna (bagai batu biduri) yang membentuk sebuah lingkaran cahaya di sekeliling matahari yang tampak gelap. Korona—ciri paling menonjol dan paling mengejutkan dalam fenomena gerhana Matahari—mulai muncul.
Hampir dalam waktu yang bersamaan, sabit Matahari yang sudah sangat tipis itu menyerpih membentuk sederetan manik-manik dan busur-busur kecil yang kemudian menyusut dan sirna secara berurutan dalam waktu yang cepat. Akhirnya, tinggal satu biji manik-manik yang tampak seperti sebuah berlian yang sangat memesona di sebuah cincin. Tapi kecemerlangan berlian yang menghanyutkan itu segera pudar seolah-olah tersedot ke dalam lubang yang sangat dalam.
Gerhana total! Sebuah piringan hitam menempati posisi Matahari di langit, dikelilingi oleh cahaya putih korona yang lembut bagai mutiara, kira-kira seterang Bulan Purnama. Fitur-fitur kecil tapi tampak energik berwarna kemerah-merahan terlihat di sisi timur piringan Bulan, kontras sekali dengan putihnya korona dan hitamnya piringan yang menutupi matahari.
Mereka ini adalah prominensa, gas panas berbentuk awan raksasa di atmosfer bawah Matahari. Prominensa selalu tampil mengejutkan, masing-masing berbeda dari yang lain dalam ukuran dan bentuk, kemarin dan besok pun mereka berbeda dibanding di hari spesial ini.
Anda berdiri di dalam bayangan Bulan. Cukup gelap untuk melihat Venus dan Merkurius serta planet dan bintang terang lainnya yang saat itu berada di dekat posisi Matahari dan di atas horison. Tapi ini berbeda dengan gelapnya malam. Di sepanjang horison di semua arah, di luar bayangan tempat gerhana total, Anda melihat cahaya jingga dan kuning yang tampak menyeramkan.
Dari barisan cahaya di luar kegelapan yang menyelimutimu ini timbul perasaan yang tidak terelakkan bahwa waktu itu terbatas. Sekarang, di tengah-tengah gerhana total, korona tampak sangat jelas, bentuk dan jangkauannya tidak pernah benar-benar sama dari satu gerhana ke gerhana lainnya. Hanya mata yang bisa menilainya secara adil, pola-pola lembut berbentuk gumpalan dan paku yang dimunculkannya pada hari ini belum pernah terlihat sebelumnya dan tidak akan terlihat lagi sesudahnya.
Namun, pemandangan di sekitar horison memperingatkan Anda bahwa gerhana total akan segera berakhir. Langit barat tampak mulai terang kembali sementara di timur kegelapan merendah menuju horison. Di atas, engkau melihat prominensa muncul di tepi barat Bulan. Tepi ini menjadi terang.
Tiba-tiba gerhana total usai! Satu biji manik-manik yang sangat terang muncul. Berlian angkasa ini dengan cepat membesar menjadi sebuah pita yang terdiri dari beberapa permata yang kemudian bergabung membentuk sabit matahari kembali. Bayangan gelap bulan diam-diam melewatimu dan berlari
menuju ke Timur.
Saat itu lah Engkau bertanya, “Kapan gerhana total berikutnya?”
0 Komentar