Ilmuwan New Horizons belum mengetahui apa yang membuat fitur ini.
Tempat dominan mereka berada di belahan yang tidak bisa dilihat oleh New Horizons saat terbang mendekat pada tanggal 14 Juli. Namun terdapat cukup banyak kesempatan untuk mengkajinya beberapa hari ke depan.
"Ini benar-benar teka-teki, kami tidak mengetahui apakah noda-noda ini, dan kami tidak sabar untuk mengetahuinya," kata penyelidik utama New Horizons, Alan Stern dari Southwest Research Institute. "Yang juga membingungkan adalah perbedaan dramatis sejak lama terkait warna dan penampilan Pluto jika dibandingkan dengan Charon dengan bulannya yang lebih gelap dan abu-abu," imbuh dia.
Jika, seperti yang dipikirkan para ilmuwan, Pluto dan Charon adalah produk benturan 2 benda primitif pada Sistem Tata Surya awal dulu, maka diperkirakan keduanya akan terlihat sama. Karena itu, data terbang lintas yang baru dari American New Horizons diharapkan akan memberikan jawabannya.
Gambar terbaru ini diambil oleh New Horizons 'Long-Range Reconnaissance Imager (LORRI) dan instrumen Ralph.
Planet kerdil dan bulannya terlihat dalam warna yang benar, seperti yang terlihat mata manusia lihat jika melihat langsung Pluto.