Peneliti NASA sedang mengembangkan sebuah pesawat layang, yang disebut Preliminary Research Aerodynamic Design to Land on Mars (Prandtl-m), untuk disertakan dalam misi rover Mars pada 2022-2024.
Prandtl-m memiliki berat maksimal 2,6 lbs. (1.2 kilogram) di Bumi (1 lb, atau 0,45 kg, di lingkungan Mars yang memiliki kurang gravitasi ') dan memiliki lebar sayap hanya 24 inci (61 cm), kata anggota tim proyek. Pesawat ini akan dilipat agar muat di dalam cubesat 3U yang akan ikut dengan rover.
"Pesawat ini akan menjadi bagian dari pemberat yang akan dilepaskan dari aeroshell yang membawa rover ke Mars," kata manajer program Prandtl-m Al Bowers, kepala ilmuwan di NASA's Armstrong Flight Research Center di Edwards, California, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Pesawat ini dapat di kerahkan dan di terbang di atmosfer Mars dan melayang ke bawah dan mendarat," tambah Bowers. "Prandtl-m dapat terbang di beberapa tempat pendaratan yang diusulkan untuk misi astronot masa depan dan mengirim gambar yang sangat rinci tentang fotograpi tempat itu ke Bumi yang bisa memberitahu para ilmuwan tentang kesesuaian situs-situs pendarat."
Pesawat layang ini memiliki waktu penerbangan sekitar 10 menit di langit Mars, dan bisa mencakup wilayah sekitar 20 mil (32 kilometer), kata Bowers.
Bowers dan timnya berencana untuk menguji prototipe Prandtl-m (yang akan dirancang dan dibangun dengan bantuan komunitas mahasiswa musim panas ini) dalam sebuah acara penerbangan balon high-altitude tahun ini, baik dari Tucson, Arizona, atau Tillamook, Oregon .
Balon tersebut akan menjatuhkan pesawat prototipe Prandtl-m di ketinggian sekitar 100.000 kaki (30.480 meter), di mana udara tipis memberikan analog mirip atmosfer Mars.
"Kita bisa memiliki salah satu dari dua muatan sains kecil di Prandtl-m pada penerbangan balon pertama," kata Bowers. "Mungkin kamera pemetaan atau high-altitude radiometer untuk mengukur radiasi pada ketinggian yang sangat tinggi di atmosfer bumi. Nantinya pesawat ini dapat membawa kedua peralatan sainsnya pada saat yang bersamaan."
Penerbangan balon kedua dari ketinggian yang sama direncanakan pada 2016. Dalam tes itu, Prandtl-m akan dilipat dalam wadah cubesat; setelah dijatuhkan, pesawat layang akan keluar dari wadah, terbuka dan terbang menjauh, kata Bowers.