1 Maret 2017: Mars-Venus-Bulan Membentuk Segitiga
Di awal Maret, kita sudah disambut dengan peristiwa langit berupa konjungsi tiga benda langit sekaligus, yakni planet Mars, Venus, dan Bulan. Pada tanggal ini, ketiga benda langit tersebut akan tampak membentuk formasi segitiga di langit barat beberapa menit setelah Matahari terbenam.
Saat konjungsi, Bulan baru berusia sekitar 3 hari, sehingga ia akan muncul dalam fase sabit yang sangat tipis, sekitar 10%. Dengan adanya Mars dan Venus di dekatnya, hal ini tentu menjadi objek astrofotografi yang menarik, bukan?
Senja 1 Maret 2016, tengoklah langit barat segera setelah Matahari terbenam. Anda akan menemukan Bulan sabit yang berada di ketinggian di atas 20 derajat dari cakrawala barat. Sementara Mars bersinar dengan warna kemerahan beberapa derajat di timur laut bulan, dan Venus bersinar dengan cahaya paling terang di sisi bawah atau barat laut Bulan.
3 Maret 2017: Bulan Mencapai Titik Perige
Apa itu perige? Dalam KBBI Edisi V, perige merupakan titik pada garis edar suatu benda langit yang terdekat dengan Bumi. Dengan kata lain, di tanggal ini, Bulan akan mencapai titik terdekatnya dengan Bumi kita.
Bulan yang telah berusia sekitar 5 hari di tanggal 3 Maret 2017 hanya akan berjarak sekitar 269.065 kilometer dari Bumi, sehingga hal ini akan membuat Bulan sabit terlihat lebih besar daripada biasanya.
5 Maret 2017: Fase Bulan Kuartir Awal
Kuartil Awal merupakan fase di mana Bulan akan tampak separuh saja. Hal ini tentu karena separuh bagian Bulan terkena cahaya Matahari dan kedudukan Bulan tegak lurus terhadap garis penghubung antara Bumi dengan Matahari yang disebut dengan aspek kuartir.
Pada aspek kuartir ini, Bulan memperlihatkan fase perbani awal (Bulan separuh awal). Kuartir pertama adalah fase ketika Bulan bertambah besar, bagian yang terang akan terlihat di sebelah Barat wajah Bulan.
Pada tanggal ini, Bulan bisa diamati mulai pukul 18:23 waktu lokal daerah masing-masing, kala itu ia akan berada pada ketinggian 65° di atas cakrawala utara. Bulan kuartir awal kemudian akan terbenam di barat setelah 5 jam 41 menit pasca-Matahari terbenam, atau tepatnya pukul 23:50 waktu lokal.
12 Maret 2017: Fase Bulan Purnama
Bulan Purnama ketiga tahun 2017 akan jatuh pada tanggal 12 Maret, atau pada tanggal 14 Rabiulakhir 1437 H. Bulan akan mencapai fase purnama secara paten pada pukul 21:54 WIB. Bulan Purnama bisa diamati di langit timur tepat saat Matahari terbenam di barat.
Pada saat Bulan mencapai fase purnama, satu-satunya satelit alami Bumi kita ini akan terletak pada deklinasi +04°44' di rasi bintang Leo. Sementara itu, jaraknya dari Bumi adalah sekitar 388.000 kilometer jauhnya. Diameter sudut Bulan Purnama pada 12 Maret akan mencapai 30'42".
15 Maret 2017: Konjungsi Planet Jupiter dengan Bulan
Dari Indonesia, pasangan benda langit ini akan terlihat di langit timur mulai pukul 21:00 waktu lokal, ketika keduanya sudah berada di atas 10 derajat dari cakrawala timur. Keduanya kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 01:41 waktu lokal, 89° di atas cakrawala selatan. Keduanya akan terus terlihat hingga Matahari terbit.
Pada saat konjungsi, Bulan akan bersinar di magnitudo -12,5, sementara Jupiter di magnitudo -2,4. Jupiter dan Bulan juga tidak hanya berdua saja, sebab ada Spica, bintang paling terang di rasi bintang Virgo, yang akan menemani dan membentuk formasi segitiga yang unik.
Anda tidak harus mengamati konjungi ini dengan teleskop, sebab dengan mata telanjang pun bisa. Walau begitu, penggunaan teleskop tetap dibutuhkan apabila Anda ingin melihat Jupiter lebih jelas, karena dengan pandangan mata Jupiter hanya akan tampak bagai bintang kuning terang saja.
18 Maret 2017: Bulan Mencapai Titik Apoge
Bila perige merupakan titik terdekat dari Bumi, maka apoge merupakan lawannya; titik pada garis edar Bulan atau benda langit lain yang terjauh dari Bumi. Pada tanggal ini, yang mana Bulan telah berusia setidaknya 19 hari, satu-satunya satelit alami Bumi kita ini akan mencapai jarak sekitar 404.651 kilometer.
20 Maret 2017: Ekuinoks Maret
Apa itu ekuinoks? Sederhananya, ekuinoks adalah saat Matahari melintasi ekuator langit, sehingga siang dan malam akan sama panjangnya (12 jam) di tempat-tempat yang berada di lintang 0° pada permukaan Bumi.
Tahun 2017 ini, ekuinoks Maret jatuh pada tanggal 20 Maret pada pukul 17:21 WIB. Ekuinoks terjadi setidaknya dua kali setahun, yakni pada bulan Maret dan September. Posisi Matahari pada saat ekuinoks Maret digunakan untuk menentukan titik nol dari asensio rekta dan deklinasi.
Setelah tanggal 20 Maret nanti, selanjutnya Matahari akan bergerak ke utara atau berada di atas belahan Bumi utara hingga pada tanggal 20 Juni mendatang saat mencapai titik deklinasi terjauh. Setelah itu, Matahari akan kembali bergerak ke selatan hingga mencapai titik ekuinoks berikutnya pada September 2017 mendatang.
Pada ekuinoks Maret 2017, Matahari akan berada di asensio rekta 23h59m, deklinasi -00°05', rasi bintang Pisces. Diameter sudutnya akan mencapai 32'07".
20 Maret 2017: Konjungsi Planet Saturnus dengan Bulan
Selain ekuinoks, pada tanggal 20 Maret kita juga berkesempatan untuk mengamati konjungsi planet Saturnus dengan Bulan. Di tanggal ini, Bulan sudah berusia sekitar 22 hari, ia bersama Saturnus hanya akan terpisah 3°25' satu sama lain di langit Bumi.
Di langit Indonesia, pasangan benda langit ini akan terlihat mulai dini hari. Anda bisa menemukan keduanya di langit tenggara mulai pukul 01:00 dini hari waktu lokal daerah Anda. Baik Bulan maupun Saturnus, keduanya bisa terus diamati hingga Matahari terbit.
Pada saat fenomena konjungsi, sinar Bulan akan mencapai magnitudo -11,9, dan Saturnus magnitudonya 0,2. Kedua benda langit ini akan bertengger di rasi bintang Sagitarius. Untuk melihat cincin Saturnus, Anda harus menggunakan teleskop.
Masih di tanggal yang sama, Bulan sudah mencapai fase kuartir akhir. Fase ini merupakan fase kebalikan dari kuartir awal, sehingga kali ini sisi Bulan yang diterangi Matahari merupakan sisi timurnya.
25 Maret 2017: Sampai Jumpa, Venus!
Setelah sejak Oktober 2016 planet Venus menemani senja kita di langit barat, pada 25 Maret 2017 pukul 17:12 WIB, ia akan berkonjungsi dengan Matahari. Venus akan berkedudukan sangat dekat dengan Matahari di langit Bumi. Dengan kata lain, Matahari-Venus-Bumi sedang dalam keselarasan di bidang Tata Surya.
Peristiwa ini akan menandai akhir dari penampakan Venus di langit barat saat senja hingga malam untuk bertransisi ke langit timur saat sebelum fajar pada beberapa pekan ke depan.
Pada saat konjungsi 25 Maret, Venus hanya akan terpisah sekitar 8° dari Matahari, sehingga benar-benar tidak dapat diamati selama beberapa pekan ketika ia sedang hilang dalam silau Matahari. Jadi, sampai jumpa, Venus. Kita akan bertemu kembali nanti saat kau menjadi Bintang Pagi.
28 Maret 2017: Fase Bulan Baru
Di tanggal ini, posisi Matahari-Bulan-Bumi akan selaras dalam bidang Tata Surya. Namun, karena bidang orbit Bulan yang miring 5 derajat terhadap Bumi, keselarasan ini tidak menjadi sebuah gerhana Matahari, melainkan hanya berupa fase Bulan Baru atau New Moon.
Fase Bulan Baru 28 Maret 2017 menandari akhir dari bulan Rabiulakhir dan mengawali bulan Jumadilawal, empat bulan menuju Ramadan 1438 H. Pada fase Bulan Baru, Bulan dan Matahari akan terpisah sejauh 2°56' satu sama lain. Keduanya berada di rasi bintang Cetus.
30 Maret 2017: Konjungsi Planet Mars dengan Bulan
Setelah di awal Maret kita disambut dengan konfigurasi segitiga Mars-Venus-Bulan, di akhir Maret Bulan dan Mars akan kembali berdampingan, yang sayangnya kini Venus tidak bisa hadir karena sedang bertransisi dari langit senja ke langit dini hari.
Planet Mars dan Bulan hanya akan terpisah sekitar 5,5° satu sama lain. Kita bisa mulai mengamatinya di langit barat beberapa menit setelah Matahari terbenam. Mars akan tampak bagai bintang merah terang di sisi utara Bulan sabit muda.