Saat menyelidiki jenis batuan dasar di Gunung Sharp Mars dan mempersiapkan tes bor, Curiosity melacak bintik matahari besar di sisi berlawanan Matahari.
"Pelacakan aktivitas bintik matahari di sisi jauh matahari berguna untuk peramalan cuaca antariksa," kata Yihua Zheng, pemimpin proyek untuk layanan cuaca antariksa NASA.
"Ini membantu kita memantau bagaimana bintik matahari berkembang dan tumbuh sebelum mereka terlihat di sisi lain," tambahnya.
Para ilmuwan sementara tidak memiliki sumber daya lain yang menyediakan pemandangan matahari dari sisi berlawanannya terhadap Bumi.
Matahari melengkapi rotasinya sebulan sekali - lebih cepat dekat khatulistiwanya dibanding di dekat kutubnya.
"Informasi tentang bintik matahari yang berkembang sebelum mereka berputar ke dalam pandangan Bumi dan pesawat ruang angkasa yang mengorbit Bumi sangat membantu dalam memprediksi efek cuaca antariksa dari emisi matahari terkait dengan bintik matahari," kata badan antariksa AS dalam sebuah pernyataan.
Wahana antariksa NASA STEREO-A, yang memonitor Matahari, saat ini berada hampir persis di belakang Matahari dari perspektif Bumi dan komunikasinya hilang sementara..
Matahari mengganggu transmisi radio yang melintas terlalu dekat dengannya.
Komunikasi dengan Curiosity juga terhenti bulan lalu ketika Mars melintas hampir di belakang Matahari tapi rover ini kembali berkomunikasi dan beroperasi penuh pada akhir Juni lalu.
Informasi data harian dari STEREO-A diperkirakan akan dimulai lagi bulan ini.
Curiosity telah bekerja di Mars sejak awal Agustus 2012.
Tujuan misi utama sekarang adalah untuk memeriksa lapisan tanah yang lebih tinggi di Gunung Sharp.
