Wahana antariksa Juno (dok: NASA)
Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengungkapkan bahwa pesawat nirawak robotika Juno kehilangan akses sistem komputer utama dan instrumen ilmiahnya.
Laporan yang dirilis Daily Mail mencatat gangguan terjadi sesaat sebelum Juno melakukan lintasan di orbit Jupiter pada Rabu (19/10).
Kehilangan akses tersebut membunuh rencana yang paling ditunggu-tunggu, yakni observasi planet gas terbesar di sistem tata surya dari jarak dekat.
Juno yang bentuknya seperti baling-baling ini memang telah berstatus safe mode pada 18 Oktober kemarin. Indikasi awal NASA menyatakan, monitor performa peranti lunak mempengaruhi proses reboot komputer Juno.
Dengan kata lain, safe mode Juno justru malah mematikan instrumen serta komponen lain yang berada di dalam pesawat robotika.
Tentu saja hal itu tidak diprediksi sebelumnya oleh tim NASA. Juno pun langsung dinavigasikan ke arah Matahari agar panel surya miliknya bisa tetap menerima asupan daya.
"Saat safe mode diaktifkan, Juno masih harus menghabiskan waktu 13 jam untuk berada di jarak terdekatnya dengan Jupiter," ucap pengelola proyek Juno dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, Rick Nyabakken di Pasadena, California.
Ia menyambung, "kami masih cukup jauh dari sabuk radiasi Jupiter dan bidang magnetnya yang lebih dalam."
Sementara itu pimpinan peneliti Scott Bolton menuturkan, tujuan utama misi ini tidak dipengaruhi oleh orbit Juno.
"Skenario terburuknya, saya dan tim harus lebih sabar untuk bisa melakukan observasi ilmiah ini secara pelan-pelan," ujar Bolton.
Pihak NASA tak lupa mengklaim, Juno saat ini berada dalam kondisi sehat tanpa ada cacat dan tim teknisi masih berupaya memperbaiki prosedur sistemnya.
Ini merupakan rintangan kedua bagi Juno. Sebelumnya, tim teknisi NASA memutuskan menunda rencana aktivasi mesin pembakaran karena katup pada sistem pendorongnya tidak bekerja dengan baik.
Juno pada 4 Juli 2016 telah berhasil mengorbit di planet gas terbesar di sistem tata surya alias Jupiter dari jarak 86,9 juta kilometer.
Kemudian pada 28 Agustus kemarin, Juno berhasil berada di jarak 4.200 kilometer di atas permukaan Jupiter dengan kecepatan terbang sekitar 208 ribu kilometer per jam.
Berbobot 4 ton, bodi utama pesawat Juno memiliki tinggi dan diameter 3,5 meter. Jika tiga panel surya miliknya dibuka, akan membentang sepanjang 20 meter.
Diketahui pesawat ini membawa tujuh instrumen ilmiah yang akan membantunya mempelajari aurora Jupiter, serta mempermudah para ilmuwan untuk memahami lebih dalam tentang asal-usul planet besar ini, mulai dari struktur, atmosfer, dan magnetosfer.
Juno masih memiliki 35 jadwal terbang melintas permukaan Jupiter hingga misinya berakhir pada Februari 2018.