Definition List

header ads

Hujan Meteor Orionid Bisa Diamati Dari Indonesia 20 - 21 Oktober 2016 Dini Hari

Hujan Meteor Orionid


Salah satu peristiwa antariksa tahunan, yakni hujan meteor Orionid berlangsung di bulan Oktober ini. Indonesia pun dinyatakan berpeluang mengamatinya.

Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin menjelaskan, hujan meteor Orionid biasa terjadi selama bulan Oktover sampai awal November setiap tahun. Sementara untuk puncaknya berlangsung pada 20-21 Oktober.

Thomas pun menyatakan, penduduk Indonesia bisa turut menyaksikannya.

"Tadi malam bulan sangat dekat dengan Orion. Dini hari nanti malam (22/10) Indonesia pun berpeluang teramati. Semua daerah Indonesia bisa melihat," ujar Thomas saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (21/10).

Pria berkacamata ini juga menjabarkan tiga syarat agar bisa menyaksikan hujan meteor Orionid dengan mata telanjang.

Pertama, cuaca harus cerah. Kedua, tak banyak polusi cahaya. Lalu terakhir, medan pandang tidak terhalang.

"Gangguan cahaya Bulan masih ada yang akan mengurangi jumlah meteor yang tampak," imbuh Thomas.

Prediksi dari tim peneliti di Amerika Serikat juga menuturkan bahwa Bulan akan berada di fase di mana setengah wujudnya terkena cahaya Matahari sehingga membuat langit lebih terang.

Fase ini disebut waning gibbous moon, yakni ketika lebih dari setengah permukaan Bulan terkena sinar Matahari karena pergerakan Bumi beriringan dengan orbit Matahari.

Selain itu,fase Bulan tersebut bisa membuat meteor Orionid akan sulit diamati dari Bumi, karena langit mayoritas kemungkinan akan diterangi oleh Bulan.

Terlebih meteor Orionid biasanya memang agak redup, sehingga untuk memantaunya perlu lokasi yang jauh dari perkotaan.

Meteor Orionid merupakan meteor yang terbentuk dari kumpulan debu dan batu-batu Komet Halley. Oleh karena itu, meteor ini seringkali disebut sebagai 'warisan' Komet Halley.