Pesawat ulang-alik Dream Chaser. Kredit :NASA /Wikipedia
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) kini sedang merencanakan untuk meluncurkan misi pertama ke luar angkasa. Tujuannya masih membawa sisi kemanusiaan, yakni membantu negara-negara yang kurang mampu membawa sendiri percobaan sains mereka ke antariksa.
Bekerja sama dengan Sierra Nevada Corporation (SNC), UN Office for Outer Space Affairs (UNOOSA) milik PBB, secara resmi telah mengumumkan rencana ini saat acara International Astronautical Congress di Guadalajara, Meksiko, Selasa (27/9/2016).
UNOOSA akan menjalankan misi 14 hari ini pada 2021. Nantinya negara-negara yang sedang berkembang memiliki kesempatan untuk menitipkan instrumen sainsnya ke orbit rendah Bumi. Negara-negara berkembang memang menjadi yang diprioritaskan, namun misi ini akan terbuka bagi semua anggota PBB.
UNOOSA mendedikasikan semua misi gravitasi mikro ke Negara-negara Anggota PBB, banyak di antaranya yang tidak memiliki infrastruktur atau dana finansial untuk memiliki program luar angkasa secara partikelir," ujar Simonetta Di Pippo, direktur UNOOSA.
UNOOSA akan mulai memilih 20 sampai 25 muatan pada 2018 untuk dibawa ke ketinggian sekitar 1.900km di atas permukaan Bumi. Negara-negara anggota PBB dipersilakan untuk mengajukan proposal untuk misi tersebut.
Informasi terperinci akan diumumkan tahun depan oleh SNC dan UNOOSA.
Sierra Nevada Corporation merupakan perusahaan pembuat pesawat antariksa Dream Chaser. Selain dapat membawa kargo, pesawat ini mampu menampung hingga tujuh penumpang.
Pesawat sepanjang 10 meter tersebut juga memiliki keistimewaan, yakni bisa otomatis mendarat di bandara biasa saat kembali dari orbit, seperti pesawat terbang pada umumnya. Pesawat ini juga dapat digunakan berulang sehingga akan hemat biaya.
SNC juga telah mendapat kontrak dari NASA pada 14 Januari 2016. Bersama dengan Orbital ATK dan SpaceX, mereka akan mengantarkan pasokan untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) antara 2019 dan 2024.
Kontrak NASA tersebut memulihkan kepercayaan diri dari para pegawai Sierra Nevada terutama setelah sempat ditolak oleh lembaga yang sama pada 2015. Demikian dituturkan laman The Washington Post (15/1/2016).
Saat ini UNOOSA sedang mencari sponsor untuk mendanai misi PBB tersebut. Negara-negara yang akan mengirim muatan ke luar angkasa akan dikenakan sejumlah biaya. Perhitungan biaya ini dibuat berdasarkan seberapa sanggup mereka membayar, agar negara yang relatif miskinpun dapat berpartisipasi dengan dana semampu mereka.
Perjalanan ke luar angkasa jelas bukan sebuah perjalanan murah. Sebagai perbandingan, NASA pernah mengatakan bahwa Pesawat ulang-alik Endeavour membutuhkan biaya sekitar USD1,7 miliar (Rp22 triliun) untuk dibuat, ditambah biaya sekitar USD450 juta (Rp5,8 triliun) tiap misi peluncurannya.
UNOOSA ditemukan pertama kali pada 1958 untuk mempromosikan penggunaan luar angkasa secara damai. Namun sejak pertama kali didirikan, baru sekarang UNOOSA berencana untuk mengangkasa.