Ilustrasi Planet Sembilan. (Caltech/R. Hurt/PAC)
Studi terbaru oleh ilmuwan California Institute of Technology di Pasadena yang dipublikasikan dalam jurnal The Astrophysical Journal menemukan bahwa Planet Sembilan kemungkinan merupakan penyebab kemiringan seluruh Tata Surya, kecuali Matahari.
Planet Sembilan merupakan planet di tepi Tata Surya yang kehadirannya ditemukan lewat permodelan matematika dan simulasi komputasi, namun belum dikonfirmasi melalui pengamatan. Jika benar ada, diperkirakan massa planet ini sekitar 10 kali massa Bumi dan mengorbit Matahari pada jarak 500 kali jarak Bumi-Matahari. Penelitian juga menunjukkan bahwa Planet Sembilan memiliki orbit yang lebih miring sekitar 30 derajat dibandingkan orbit delapan planet lainnya.
Hasil simulasi komputer yang dilakukan oleh tim ilmuwan, menunjukkan bahwa kemiringan delapan planet resmi dapat dijelaskan dengan pengaruh gravitasi dari Planet Sembilan selama 4,5 miliar tahun—usia Tata Surya.
“Karena Planet Sembilan sangat besar dan orbit yang sangat miring dibandingkan orbit planet lainnya, Tata Surya tak punya pilihan lain kecuali “melenceng” secara perlahan,” ujar pemimpin studi, Elizabeth Bailey.
Lantas, bagaimana bisa Planet Sembilan begitu berpengaruh pada keseluruhan Tata Surya kita?
“Massa Planet Sembilan hanya 10 kali massa Bumi, tak begitu besar dibanding Jupiter yang massanya 300 kali Bumi, tetapi orbitnya sangaat besar, sehingga ia memiliki momentum angular yang besarnya setara dengan gabungan seluruh planet lain di tata surya,” ujar Konstantin Batygin, peneliti yang juga terlibat dalam studi.
Meski demikian, perlu digarisbawahi bahwa hasil penemuan ini belum dapat dikonfirmasi. “Belum dapat dipastikan bahwa Planet Sembilan benar-benar ada, karena kita belum pernah melihatnya,” kata Batygin.
“Apakah saya yakin Planet Sembilan ada? Tentu saja!” tegasnya.
Bukti-bukti keberadaan Planet Sembilan bisa saja hadir. Batygin mengatakan bahwa beberapa kelompok astronom kini sedang menyelidiki keberadaan Planet Sembilan menggunakan beberapa teleskop terbesar di dunia.
(Sumber: Space.com, Huffington Post, Astronomy.com)