Photo : Kredit : NASA
Pesawat robotika antariksa nirawak Cassini milik NASA dilaporkan telah memulai rangkaian manuver finalnya yang bakal mengantarkan 'kematiannya' di Saturnus pada 2017 mendatang.
Di kutip dari situs NASA,Sejak lama NASA memang telah mengumumkan akan menabrakan Cassini ke permukaan Saturnus pada tahun depan.
Cassini yang telah mengobservasi Saturnus sejak 2004 itu mulai kehabisan bahan bakar. Hal ini yang membuat NASA tidak bisa mengendalikan Cassini dalam waktu yang lama.
Portal berita CBC mewartakan, tim ilmuwan yang mengoperasikan Cassini memutuskan untuk memulai rangkaian manuver lebih berani dari sebelumnya.
Mereka akan menggerakkan Cassini ke bagian ujung luar cincin Saturnus yang membutuhkan 20 manuver agar membuatnya semakin mendekat dengan Saturnus.
Risiko dari terbang dekat dengan cincin Saturnus adalah, kemungkinan ada partikel di area tersebut yang terlihat seperti celah kosong namun mampu menghancurkan pesawat antariksa saat ia melintasinya, terutama dalam kecepatan tinggi.
Namun di saat yang bersamaan, terbang dekat dengan cincin Saturnus juga menjadi kesempatan bagi instrumen ilmiah Cassini untuk mengambil sampel materi di sana. Hal ini diklaim belum pernah dilakukan sebelumnya.
Lalu tantangan berat berisiko lainnya diperkirakan akan terjadi pada April mendatang saat Cassini terbang di sela antara cincin dan sang planet. Cassini diperkirakan akan terbang dalam jarak 1.628 kilometer dari awan berputar di Saturnus.
Baru pada September 2017 Cassini dijadwalkan akan menenggelamkan dirinya ke atmosfer Saturnus, merekam data sebanyak-banyaknya sebelum ia hancur dan terpecah belah layaknya meteor.
Alasan NASA mematikan Cassini di Saturnus adalah pesawat antariksa itu dipercaya berisiko membawa mikroba terestrial yang bisa merusak ekosistem.
Cassini yang meluncur dari Bumi pada 1997 silam ini pada dasarnya tidak hanya mengamati Saturnus, namun juga bulan-bulan miliknya seperti Titan, Enceladus, Tethys, dan Phoebe.
NASA perlu merogoh kocek sebesar US$ 3,26 miliar atau sama dengan Rp42,8 triliun untuk memproduksi Cassini.