Pemandangan ini menampilkan cekungan-cekungan bergerigi di Mars yang mendorong peneliti untuk memeriksa keberadaan es terpendam dengan menggunakan radar penembus tanah pada Mars Reconnaissance Orbiter milik NASA. Mereka menemukan air beku yang cukup untuk memenuhi Danau Superior. (NASA/JPL-Caltech/Univ. of Arizona)
Meskipun para ilmuwan belum menemukan air mengalir di Mars, tetapi mereka telah menemukan es yang melimpah, baik di tudung es di kutub, maupun di tanah yang membeku. Bercak air beku ini dapat memberi petunjuk tentang bagaimana penampakan Mars di masa lalu dan mungkin akan menjadi penyelamat bagi penjelajah manusia di masa mendatang.
Studi terbaru melaporkan penemuan deposit es di bawah permukaan yang mengandung cukup banyak air beku dan tak terlalu jauh dari permukaan, sehingga bisa didapatkan dengan mudah oleh astronaut di masa depan.
Para peneliti NASA melihat deposit es itu pada wilayah yang dikenal sebagai “Utopia Planitia” atau “Plain of Paradise”. Terletak di tengah garis ekuator dan kutub utara Mars, deposit es terletak pada kedalaman 0,9 hingga 10 meter di bawah permukaan dan meliputi area yang luasnya setara dengan setengah Pulau Kalimantan.
“Deposit ini mungkin terbentuk ketika hujan salju terkumpul menjadi lapisan es bercampur debu selama periode dalam sejarah Mars saat sumbu planet itu lebih miring dari saat ini,” kata Cassie Stuurman, peneliti dari Institut Geofisika di University of Texas, Austin.
Dengan ketebalan bervariasi antara 79-170 meter, lapisan es itu tampaknya terdiri dari campuran air es dan lumpur. Sementara sebagian besar air yang mungkin pernah menutupi sebagian Planet Merah menguap, deposit ini tampaknya tetap bertahan berkat lokasinya yang berada di bawah tanah, sehingga terlindung dari iklim keras di permukaan planet.
Lapisan es ini juga berpotensi sebagai ‘jendela’ untuk mengintip masa lalu Mars. Meski saat ini lapisan es di Utopia Planitia dalam kondisi membeku, namun fakta bahwa es tersebut kemungkinan besar dulunya adalah salju menunjukkan bahwa kawasan itu pernah bersuhu lebih hangat di masa lalu. Mendapatkan sampel es selama misi Mars yang akan datang dapat memberikan wawasan bagi para ilmuwan tetang sejarah iklim Mars—sesuatu yang masih misterius.
"Sangat penting untuk memperluas apa yang kita ketahui tentang distribusi dan kuantitas air Mars,” ujar Leslie Tamppari, peneliti NASA.
Ia melanjutkan, “Kita tahu Mars dulu memiliki cukup air cair di permukaan untuk mengaliri sungai-sungai dan danau. Kemana perginya? Banyak yang meninggalkan planet ini dengan cara menguap ke atmosfer. Tapi ada juga sejumlah besar yang sekarang menjelma sebagai es bawah tanah, dan kami ingin terus belajar lebih lanjut tentang itu.”
Fakta bahwa deposit es ini begitu dekat dengan permukaan membuatnya sangat menggoda sebagai sumber daya berharga bagi kelangsungan hidup astronaut di masa depan ketika mereka mengeksplorasi Planet Merah. Tersedianya akses terhadap air dari es berarti mengurangi satu kekhawatiran dalam perencanaan misi masa depan.
“Kami belum sepenuhnya memahami mengapa es hanya terbentuk di beberapa area permukaan Mars. Pengambilan sampel dan penggunaan es ini di misi masa depan dapat membantu astronaut bertahan hidup, sekaligus membantu para ilmuwan menguak rahasia zaman es Mars,” ujar Joe Levy, peneliti dan penulis studi di University of Texas.
NASA masih membutuhkan banyak penelitian dan waktu lama sebelum siap untuk mengirim penjelajah manusia untuk mengunjungi Mars secara pribadi. Tetapi dengan pengetahuan kita akan situs es ini, akan menjadi lebih mudah untuk memilih spot pendaratan di Mars pada masa yang akan datang.