Mission To Mars Film (2000)
Dalam rangka untuk misi Journey to Mars, Lembaga Antariksa AS (NASA) telah membuat jalur atau rute memutar secara singkat ke Bulan, begitu menurut sebuah kelompok peneliti di Massachussets Institute of Technology (MIT). Dan ini adalah rute yang sangat berbeda dengan astronot NASA dalam film fiksi ilmiah The Martian.
Disebut Mars Design Reference Architecture 5.0, rute yang dirancang NASA ini tidak akan langsung meluncur dari Bumi menuju Mars, karena menurut mereka jika langsung meluncur dapat menghabiskan lebih banyak bahan bakar.
Kelompok NASA yang menentukan rute, yang juga termasuk peneliti dari Keio University di Jepang dan California Institute of Technology di Los Angeles, melihat ke masa depan di mana misi berawak ke Planet Merah diprediksi akan dilakukan secara rutin.
"Dalam beberapa dekade ke depan, eksplorasi ruang angkasa kami perkirakan akan menjadi lebih luar biasa," tulis para peneliti dalam makalah mereka. Jika di masa depan hal ini akan benar-benar terwujud, maka inilah tujuan NASA untuk menciptakan rute yang optimal ke Mars untuk meminimalkan biaya.
Kembali ke Bulan
Ketika melakukan perjalanan ke Planet Mars, ada beberapa pilihan: meluncur lurus ke tujuan, atau menggunakan obyek luar angkasa lain sebagai "rest area". Kelompok MIT membuat serangkaian perhitungan rinci untuk menentukan rute ke Mars yang lebih efisien daripada harus meluncur lurus dari Bumi-Mars.
Dari mana bahan bakar untuk perjalanannya? Itulah mengapa NASA harus kembali ke Bulan sebelum menuju ke Mars. Kutub selatan Bulan mungkin berisi cadangan air es dan es kering yang banyak dan terjebak di sudut kawah yang tidak pernah terkena sinar Matahari. Dan es ini bisa diubah menjadi bahan bakar.
Idealnya, astronot yang ditugaskan untuk ke Mars nantinya akan menambang es lebih dulu di Bulan, melakukan "pengupasan" oksigen dalam molekul air dan mengubahnya menjadi oksigen cair, hal-hal yang dilakukan untuk membuat bahan bakar roket saat ini. Banyak negara, termasuk Rusia dan Eropa, tertarik untuk ke Bulan karena alasan ini.
Pada awalnya, roket NASA akan mendarat di Bulan, mengisi bahan bakar, lalu bisa melakukan perjalanan kembali ke Mars, seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi di bawah ini:
Rute NASA ke Mars. Kredit: MIT
Peluncuran roket dari Bulan yang memiliki tarikan gravitasi lebih ringan (sekitar 1/6 gravitasi Bumi) memiliki manfaat lain juga, seperti mengurangi beban roket, serta biaya peluncuran. Olivier de Weck, asisten penulis makalah rute ke Mars dan seorang profesor aeronautika, astronautika, dan teknik di MIT, mengatakan bahwa rute ini bisa menghemat sekitar US$ 8.5 miliar per misi berawak ke Mars.
Rute peluncuran ke Bulan sebelum ke Mars oleh NASA antara lain:
1. Membangun basis pertambangan di Bulan
2. Membangun sebuah pabrik kimia di dekatnya untuk melayani bahan bakar roket
3. Merancang sistem transportasi reguler untuk mendapatkan air dari tambang ke pabrik
Takuto Ishimatsu, penulis utama makalah rute dan yang sekarang menjadi Postdoc di MIT, mengatakan bahwa rencana ke Bulan ini sebenarnya tidak diperlukan untuk perjalanan pertama ke Mars, namun NASA tetap harus melakukan karena ini adalah cara untuk membuat perjalanan ke Mars terjangkau dan berkelanjutan.
"Tujuan utama kami adalah untuk menjajah Mars dan untuk membangun keberadaan manusia secara permanen di sana," kata Ishimatsu. "Saya percaya bahwa kita perlu 'membuka jalan' sehingga kita dapat melakukan perjalanan dengan memanfaatkan obyek-obyek luar angkasa agar biayanya terjangkau."
0 Komentar