Akuarium khusus ikan di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kredit: JAXA
tahukah Anda kalau para astronot juga memelihara ikan di sana? Tepatnya di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), eksperimen memelihara ikan ini bertujuan untuk memecahkan masalah penerbangan luar angkasa berdurasi panjang yang membuat tulang astronot melemah di gravitasi mikro.
Jenis ikan yang diperlihara para astronot bernama ikan medaka. Sebuah studi baru memperlihatkan bagaimana gravitasi mikro memengaruhi mitokondria dalam sel ikan ini yang bertanggung jawab atas kerusakan tulang-tulang yang dimilikinya.
Para ilmuwan mengatakan gravitasi mikro, entah bagaimana, memengaruhi aktivasi osteoklas, sel-sel yang ditemukan pada tulang yang mengatur resorpsi, di mana jaringan terpecah sebelum digantikan dengan jaringan tulang yang baru.
Percobaan dengan ikan medaka dimaksudkan untuk melihat hal ini terjadi, dan temuan dari penelitian terbaru sejauh ini ini tampaknya menemukan bahwa ikan yang berada di gravitasi mikro di ISS menunjukkan peningkatan aktivitas osteoklas dan penurunan yang signifikan dalam kepadatan mineral tulang.
Tapi ketika melihat sel-sel osteoklas menggunakan mikroskop elektron, para astronot menemukan sesuatu yang lain yang menarik. Mitokondria energi yang menghasilkan sel tampak normal, dan analisis genetik dari DNA yang terkandung dalam struktur ini meningkat secara signifikan karena adanya aktivitas dua gen. Penelitian mengklaim, aktivasi osteoklas dapat dikaitkan dengan bagaimana mitokondria bereaksi terhadap gravitasi mikro tersebut.
Beberapa ikan medaka di ISS. Kredit: JAXA
"Jika ini juga berlaku untuk astronot, para ilmuwan di Bumi dapat menyiapkan obat-obatan yang bisa menyembuhkan disfungsi mitokondria agar bisa mengembalikan kehilangan jaringan tulang di luar angkasa," jelas Akira Kudo, peneliti utama untuk studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature.
"Cukup sulit untuk memahami mekanisme kehilangan jaringan tulang yang berkaitan dengan usia di Bumi. Namun, percobaan dengan ikan medaka mendapatkan hasil temuan gen baru yang dipengaruhi oleh gravitasi mikro," tambahnya.
ISS memang telah memiliki akuarium khusus sejak lebih dari tiga tahun yang lalu, dan akuarium ini tidak hanya menjadi hiburan bagi para astronot di sana yang suka berakuarium, tapi juga telah membantu pertanyaan tentang kepadatan dan pemecahan jaringan tulang manusia. Disebut Aquatic Habitat (AQH), ini adalah akuarium tertutup yang penuh dengan ikan kecil bernama medaka (Oryzia latipes), juga dikenal sebagai ikan killifish di Jepang.
Ikan medaka dipilih karena penggunaannya yang luas sebagai model organisme dalam ilmu biologi. Ikan kecil seperti medaka sangat ideal untuk digunakan untuk penelitian ini karena mereka memiliki tubuh yang transparan, memungkinkan peneliti untuk menganalisis tulang dan pertumbuhan jaringannya.
Para astronot di ISS mampu menjaga ikan ini hidup sampai 90 hari, yang cukup lama bagi spesies ikan ini untuk melewati tiga generasinya, karena mereka sudah bisa kawin dan berkembang biak dengan sukses di gravitasi mikro di luar angkasa. AQH memelihara semua kondisi yang diperlukan untuk ikan, termasuk air bersih dan pakannya.
Diperkirakan bahwa instrumen AQH ini satu hari nanti memungkinkan astronot untuk memelihara amfibi, seperti katak, di ISS. Sistem ini disponsori oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA), dan dengan demikian ditempatkan di Japan Experimental Module, yang dikenal sebagai Kibo.
0 Komentar