Komet 67P dipotret dari dekat oleh wahana antariksa Rosetta milik ESA. Kredit: ESA, Rosetta
Untuk pertama kalinya, para ilmuwan di European Space Agency (ESA) telah menemukan es dalam bentuk cair di permukaan komet 67P/Churyumov-Gerasimenko. Sebelumnya para ilmuwan telah mendeteksi adanya uap air di koma (gas pada komet) yang mengelilingi komet. Namun keberadaan es cair ini adalah deteksi pertama pada permukaannya.
Inti (nukelus) dari komet 67P seperti diketahui memiliki air sebagai unsur utama, tapi seperti komet pada umumnya, keberadaan air sangat sukar ditemukan pada permukaannya. Penemuan ini menjadi pencapaian besar bagi penjelajahan antariksa umat manusia.
Menggunakan instrumen bernama Visual InfraRed Thermal Imaging Spectrometer (VirTis-M) yang tersemat di badan wahana antariksa Rosetta yang mengorbit komet 67P, sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Gianrico Filacchione dari INAF-IAP di Roma telah meneliti bagian komet 67P yang disebut Imhotep. Di sini, mereka menemukan air es tersembunyi pada panjang gelombang inframerah. Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Nature.
Lokasi ditemukannya air es di Komet 67P. Kredit: ESA, Rosetta
"Keberadaan air di komet sudah diketahui sejak masa lalu, nenek moyang kita melihat banyak uap air yang terpancar dari permukaan komet," kata Filacchione seperti dilansir dari IFLScience.com. "Tapi ini adalah pertama kalinya kita bisa melihat adanya es cair pada permukaan komet, dan kita memiliki kesempatan untuk melihat interior komet serta melihat komposisi inti komet."
Pada wilayah Imhotep, air es ini cukup berlimpah, sekitar 5 persen dari wilayah di sekitarnya yang gelap. Menurut makalah penelitiannya, air es ini ditemukan di "dinding," atau tebing, yang membentang cukup curam pada permukaan komet 67P. Air es di komet ini ditemukan dalam bentuk butiran es dalam ukuran beberapa milimeter.
Komet 67P memiliki orbit 6,44 tahun mengelilingi Matahari, dan telah membuat pendekatan terdekatnya (perihelion) pada bulan Agustus 2015, ketika komet ini mencapai aktivitasnya yang paling aktif. Tapi yang menarik, menurut Filacchione, air es yang ditemukan pada permukaan komet 67P ini mungkin telah terpapar pada perihelion sebelumnya, dan tidak berubah sejak itu.
Dua wilayah di Komet 67P yang memiliki es cair di permukaan. Kredit: ESA, Rosetta
Tidak hanya satu, tim astronom ESA menemukan dua daerah yang ditemukan memiliki es cair, salah satu daerahnya memiliki diameter sekitar 100 meter dan satu lagi lebih kecil, yakni 50 meter. Teknik yang digunakan untuk menemukan es ini disebut spektroskopi pencitraan, yang sangat bergantung pada permukaan yang diterangi oleh Matahari.
Tim astronom ESA memerkirakan mungkin sebenarnya ada lebih banyak es cair di permukaan komet 67P pada daerah gelap, tidak harus yang tersinari Matahari, seperti bagian malam komet. "Kami tidak mengecualikan bahwa ada lebih banyak ketersediaan air pada bagian komet yang tidak diterangi oleh Matahari," kata Filacchione. "Tapi sayangnya kami tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi mereka saat ini."
Pentingnya menemukan air es adalah hal itu memungkinkan para ilmuwan untuk meneliti interior komet. Material ini diduga terbentuk selama periode peningkatan aktivitas komet, ketika debu tertiup dari permukaan karena radiasi dari Matahari.
"Komet benar-benar objek dinamis," tambah Filacchione. "Memelajari sebuah komet secara tidak langsung memungkinkan kita untuk lebih memahami bagaimana Tata Surya terbentuk, karena mereka adalah sisa-sisa dari pembentukan Tata Surya."