Sebuah asteroid menabrak Jupiter pada 17 Maret 2016. Kredit: G. Kernbauer, J. McKeon, S. Voltmer
Jika Anda berpikir bahwa risiko tabrakan Bumi dengan asteroid sangat tinggi, Anda mungkin tidak ingin berada di Jupiter. Menurut penelitian terbaru, planet terbesar di Tata Surya kita ini rata-rata ditabrak batu antariksa sekitar 6,5 kali per tahun. Tabrakan terakhir bahkan terjadi pada 17 Maret 2016 yang lalu.
Penelitian terbaru ini telah disajikan pada lokakarya internasional tentang Jupiter, dan sebenarnya hasil penelitian terbaru ini menunjukan tabrakan asteroid dengan Jupiter menurun secara signifikan dari penelitian sebelumnya. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan Jupiter yang intensif oleh sekitar 60 astronom amatir di seluruh dunia.
Nilai 6,5 dihitung secara statistik berdasarkan dampak yang teramati sepanjang penelitian ini, kemungkinan angka tabrakannya bisa lebih dari 6,5 kali per tahun.
"Angka 6,5 kali per tahun ini didapat dengan peralatan pengamatan amatir standar dan dianalisis dengan perangkat lunak yang mudah digunakan," kata Marc Delcroix, yang mengkoordinasikan kelompok astronom amatir ini. "Tapi untuk mendapatkan perkiraan yang baik, kami perlu pengamat di seluruh dunia yang bersedia untuk berkolaborasi untuk membuat program pemantauan terus menerus ke depannya."
Pemantauan Jupiter oleh kelompok astronom amatir ini sudah dimulai sejak 3 tahun yang lalu. Mereka mengumpulkan lebih dari 1.344 jam rekaman dalam 53.000 video berbeda dari Jupiter, yang dianalisis oleh para astronom amatir dari Eropa, AS, dan Australia.
Kelompok astronom amatir ini mampu memberikan hasil studi mereka yang berkompeten, walau tidak terlalu lengkap, namun cukup untuk menyediakan statistik tentang jumlah dampak yang dialami Jupiter dari tabrakan asteroid.
Proyek ini didirikan oleh Isshi Tabe dan Dr. Jun-chi Watanabe menyusul pengamatan dari asteroid besar yang menabrak Jupiter pada 20 Agustus 2010 oleh empat astronom amatir Jepang. Sebelumnya bahkan sebuah komet bernama Shoemaker-Levy bertabrakan dengan Jupiter pada tahun 1996.
Untuk saat ini, pengamatan masih dilakukan, namun lebih fokus untuk memperbaiki angka perkiraan. Jupiter sendiri diyakini melindungi Tata Surya dari dampak asteroid besar, gravitasinya yang kuat dapat menarik benda-benda seperti asteroid sehingga tidak menabrak planet-planet lainnya termasuk Bumi.