Bekas tsunami raksasa di Mars
Sekitar 3,4 miliar tahun yang lalu, tata surya kita tampak sangat berbeda.
Saat itu, kehidupan pertama di Bumi, dalam bentuk bakteri, berkembang di Bumi da pada saat bersamaan, planet tetangga kita Mars diduga telah memiliki lautan asin yang luas, yang mungkin juga telah menjadi tuan rumah kehidupan.
Namun menurut sebuah studi baru, bentuk kehidupan alien ini bisa memiliki saat yang paling panas di planet merah karena ditabrak oleh dua mega tsunami yang dipicu oleh sepasang dampak meteor yang terpisah jutaan tahun.
Jejak tsunami yang bisa diamati oleh pencitraan satelit menjadi kunci, di masa lalu Planet Merah itu pernah punya lautan yang mendukung kehidupan.
Peneliti berteori, dua tsunami dahsyat yang melanda Mars disebabkan tabrakan meteor raksasa di laut Mars. Hantaman meteor raksasa itu akhirnya menimbulkan gelombang tsunami setinggi 50 meter dan 120 meter. Tabrakan meteor itu juga disebutkan membentuk kawah selebar 30 kilometer.
Ilmuwan mengatakan keyakinan telah adanya tsunami dahsyat terlihat dari analisis termal dari daratan utara Mars. Analisis menunjukkan adanya bekas garis laut kuno dari dua tsunami yang diperkirakan terjadi pada 3,4 miliar tahun lalu. Kala itu, permukaan Mars masih dingin, asin dan terdapat lautan es.
Salah satu penulis studi, Albert Fairen, ilmuwan planet dari Center of Astrobiology, Madrid dan Cornell University, New York, AS, mengatakan, tim ilmuwan meneliti anomali garis pantai kuno Mars dan menemukan adanya proyeksi bulat, melengkung yang dibentuk oleh endapan sedimen.
Objek lengkungan ini panjang dan lebarnya mencapai ratusan mil. Penampakan serupa terjadi di Bumi seusai munculnya gelombang tsunami.
Ilmuwan menunjukkan wilayah yang tersapu tsunami yang lebih tua mencapai 800 ribu kilometer persegi. Sementara itu, tsunami yang lebih muda sempat menenggelamkan area seluas 1 juta kilometer persegi.
Tsunami yang lebih tua disebutkan menyeret batu-batu seukuran 10 meter, namun gravitasi Mars cepat menyurutkan kembali tsunami dahsyat tersebut. Dampak dari tsunami yang lebih tua itu, ilmuwan menemukan saluran ukiran bekas air yang lebarnya 200 meter dan panjangnya 20 kilometer. Fenomena saluran ini juga tampak di Bumi usai tsunami.
Ilmuwan mengatakan, temuan garis pantai itu memperkuat teori keberadaan dan luasnya laut kuno di Mars.
Dan dengan demikian mendukung teori Mars punya potensi mendukung kehidupan.
"Kondisi Mars di masa lalu yang dingin, air asin, bisa menawarkan perlindungan bagi kehidupan di lingkungan yang ekstrem, seperti garam bisa membantu menjaga cairan air," kata Fairen.
Dia mengatakan, jika bicara soal kandidat kehidupan yang ada di Mars untuk masa kini, proyeksi bundar melengkung bekas kawah meteor itu bisa menjadi kandidat terbaik untuk mencari tanda biologi.
Ilmuwan juga menduga kemungkinan tsunami di Mars pada masa lalu melanda pantai gletser. Ilmuwan mengklaim memiliki beberapa bukti awal dan akan membeberkannya di kemudian hari.
Ke depan, peneliti berharap bisa memeriksa lebih dekat bagian lain dari garis pantai Mars serta mencari endapan tsunami tambahan. "Kami ingin menandai tempat pendaratan (di Mars) yang akan memungkinkan untuk mengambil sampel es dari (bekas) tsunami guna menyelidiki komposisi asli laut,” kata pemimpin penelitian, Alexis Tucson, ilmuwan planet dari Science Institute Planetary, AS.