Definition List

header ads

NASA Merilis Jadwal Gerhana Matahari dan Bulan untuk 1.000 Tahun ke Depan

Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 Yang Melintasi Balikpapan, Kalimantan Timur. Lokasi PT Laut Timur Ardiprima Km 5,8.


Menakjubkannya gerhana Matahari total di Indonesia pada 9 Maret 2016 mungkin masih membekas di hati saksi sejarah yang ikut mengamatinya kala itu. Gerhana Matahari (dan Bulan) merupakan peristiwa yang bisa diprediksi dengan sains, dan NASA telah merilis jadwalnya untuk 1.000 tahun ke depan.

Misalnya saja, Lembaga Antariksa Amerika Serikat tersebut saat ini telah tahu bahwa pada 30 Agustus 2649 mendatang, Indonesia tepatnya Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi akan dilalui jalur gerhana Matahari total. Mudah-mudahan cuaca akan cerah pada 633 tahun mendatang tersebut, sehingga warga Indonesia bisa melihat gerhana dengan nyaman.

Bagaimana NASA bisa tahu tanggal, hari, tahun dan bahkan jam yang begitu presisi untuk ratusan tahun ke masa depan? NASA sendiri sebenarnya telah membuat katalog sepanjang 5 milenium untuk seluruh gerhana, baik Matahari dan Bulan, yang telah dan akan terjadi sejak 1999 SM sampai tahun 3000 M.

"Selama periode 5000-tahun, yakni 1999 SM sampai 3000 M, Bumi akan mengalami 11.898 gerhana Matahari," kata NASA dalam situs resminya. "Distribusi statistik jenis gerhana untuk interval ini adalah sebagai berikut: 4.200 gerhana parsial, 3956 gerhana cincin, 3173 gerhana total dan 569 gerhana hibrida."

Bagaimana NASA Bisa Begitu Yakin?

Secara umum, Bumi mengorbit Matahari, Bulan mengorbit Bumi, dan Bumi mengorbit pada porosnya sendiri tidak akan berubah dalam waktu dekat, bahkan dengan fakta bahwa Bulan semakin menjauh tidak ada pengaruhnya. Ini berarti ada tidak banyak variabel yang para ilmuwan harus hadapi ketika merancang jadwal gerhana.

Dengan pemikiran ini, para ilmuwan NASA dengan mudah membuat jadwal gerhana hingga 1.000 tahun dengan sesuatu yang dikenal sebagai siklus Saros, yang memprediksi bahwa setiap gerhana akan terulang setiap 8 tahun 11 hari 8 jam.

Siklus Saros adalah siklus gerhana yang memanfaatkan tiga periode siklus orbit Bulan: periode sinodis, periode anomalistik, dan periode drakonis. 223 periode sinodis ternyata sama dengan 239 periode anomalistik dan sama dengan 242 periode drakonis, yaitu kira-kira 18 tahun 11 bulan 8 jam tadi.

Periode 18 tahun 11 bulan 8 jam ini disebut Siklus Saros dan gerhana yang muncul setiap satu siklus saros punya karakteristik yang sama, seperti jalur lintasannya, tetapi bukan daerah Bumi yang dilintasinya.

Karena lamanya satu siklus Saros tidak sama dengan jumlah hari penuh (ada ekstra 8 jam), satu-satunya perbedaan karakteristik dua gerhana yang terpisah sejauh satu siklus saros adalah lokasinya bergeser 8 jam ke Barat, yaitu sekitar 120 derajat ke Barat. Setelah tiga siklus Saros, barulah pergeserannya 360 derajat dan kembali ke lokasi geografis semula.

Jadi setiap 3 siklus Saros (kurang lebih 54 tahun) akan terjadi gerhana Matahari di lokasi geografis yang kurang lebih sama. Dengan siklus inilah NASA membuat jadwal gerhana yang berlaku hingga 1.000 tahun ke depan.