Definition List

header ads

Misteri Pulau Ajaib Di Bulan Saturnus,Titan

pulau ajaib di Titan. picture by : sciencenews.org


Ketika misi Cassini Badan Antariksa Amerika (NASA) mensurvei bulan terbesar Saturnus, Titan pada 2013, para ilmuan menemukan sebuah misteri yang tidak mampu mereka pecahkan yakni sebuah ‘pulau ajaib’.

Gambar pada radar saat itu menunjukkan wilayah cerah yang tak dapat dijelaskan di Ligeia Mare, wilayah terbesar kedua yang tubuhnya berupa cairan di permukaan Titan.

Laut ini 50 persen lebih besar ketimbang Lake Superior di Bumi dan mengandung metan, etan dan nitrogen cair. Lingkungan di sana membuat ‘pulau ajaib’ ini tidak ideal untuk dikunjungi. 

Para ilmuwan belum lama ini menemukan alasannya. Wilayah terang itu terbuat dari ribuan gelembung. Menurut penelitian terbaru di Nature Astronomy, rupanya wilayah ini memiliki aktivitas laut ephermal yang membuatnya sulit untuk diklasifikasikan.

"Laut ini permukaannya terlihat tenang, paling tidak itu yang terlihat di radar, dan dari waktu ke waktu kami telah melihat gelembung-gelembung besar dengan diameter beberapa centimeter di permukaan," terang Daniel Cordier, pemimpin penelitian, pada CNN. Cordier sendiri adalah ilmuwan di Centre National de la Recherche Scientifique di Paris. 

Tidak ada hal yang sepadan dengan aktivitas laut ini di Bumi.

Gelembung terbentuk ketika nitrogen, etan dan metan bercampur dan berubah menjadi tidak stabil baik suhunya maupun tekanannya yang dipercaya ilmuwan ada di kedalaman Ligeia Mare.

Tingginya konsentrasi nitrogen di permukaan dan etan di bagian dasar laut bercampur di sirkulasi hidrodinamis. Namun zat-zat kimia ini berpisah karena tekanan mereka sehingga gelembung nitrogen kembali ke permukaan.

Peneliti menemukan ini semua melalui banyak model data yang dikumpulkan Cassini. Penelitian sebelumnya menunjukkan hasil dari eksperimen zat kimia di laboratorium. 

Titan yang ukurannya lebih besar dari Bulan dan Merkurius adalah satelit alam yang cukup unik di Galaksi Bima Sakti. Dia adalah satu-satunya bulan yang memiliki awan dan atmosfir yang sangat padat nitrogen dan metan sehingga warnanya oranye. 

Atmosfernya 60 persen lebih besar ketimbang atmosfer Bumi yang artinya kira-kira memiliki tekanan seperti ketika Anda berada di dasar kolam renang, menurut NASA.

Titan juga memiliki permukaan cair seperti Bumi, namun sungai, danau dan lautnya mengandung etan, metan dalam bentuk cair sehingga membentuk awan dan menyebabkan gas cair turun seperti hujan. 

Suhu permukaannya sangat rendah hingga -290 derajat Fahrenheit sehingga sungai dan danaunya dibentuk metan seperti halnya batuan dan lava yang membantu membentuk saluran air dan wajah di permukaan Bumi.

Titan juga dipercaya memiliki laut berisi air di bagian internalnya seperti bulan Jupiter yang disebut Europa dan bulan Saturnus lainnya, Enceladus. Pekan lalu, NASA mengumumkan bahwa laut Europa dan Enceladus memiliki bahan yang cukup untuk kehidupan makhluk Bumi. 

Namun apa yang sebenarnya membuat Titan sangat unik?

"Berbeda dari Enceladus di mana geyser aktif sudah diobservasi dengan baik, hanya sedikit calon kriovolkano di bagian permukaan Titan dan tidak ada bukti yang cukup meyakinkan dari aktivitas mereka," tutur Cordier.

"Laut internal Titan mungkin sama dengan Europa atau Enceladus, tetapi keberadaan bentuk kehidupan di laut-lautnya, untuk sementara, masih berupa kisah fiksi,” tambahnya.

Dengan zat kimia yang sangat kompleks yang dimilikinya, bisa disebut bahwa Titan tidak bisa menjadi habitat hidup manusia. Namun wilayah tetap memiliki daya tarik bagi para peneliti.

Misi Cassini akan berakhir pada penghujung tahun ini, namun konsep misi 'Pesawat Titan' dengan nama AVIATR  (Aerial Vehicle for In-situ and Airborne Titan Reconnaissance) serta sebuah kapal selam yang akan menjelajah laut Titan telah diajukan.

Untuk sementara ini, Cordier ingin menyelidiki bagaimana ombak terbentuk di permukaan laut Titan dan mempelajari lebih lanjut aktivitas kriovolkano. Kendati demikian, dia percaya bahwa pertanyaan terbesar tentang Titan adalah dari mana atmosfer rumitnya berasal karena peneliti tidak mengetahui sumber metan Titan.

"Di masa depan, mungkin kami akan menemukan beberapa 'exo-Titan' di antara exoplanet, sehingga Titan bisa menjadi prototipe dari obyek antariksa dari kelas baru," pungkas Cordier.