Definition List

header ads

Fenomena Astronomi Di Bulan April 2017



1 April: Merkurius di Titik Elongasi Tertinggi

Tanggal ini merupakan tanggal terbaik untuk mengamati planet Merkurius. Planet terkecil di Tata Surya kita tersebut akan bersinar terang di magnitudo -0,2. Sayangnya, di Indonesia kita akan sedikit sulit menemukannya.

Hal ini dikarenakan Merkurius akan mencapai titik tertinggi di langit pada siang hari di Indonesia dan akan terletak lebih tinggi dari 9° di atas cakrawala barat saat senja. Untuk menemukannya dibutuhkan kejelian mata dan pandangan ke arah barat yang tak terhalang bangunan tinggi ataupun pegunungan.

Orbit Merkurius terletak lebih dekat ke Matahari dibanding Bumi, yang berarti bahwa ia akan selalu muncul dekat dengan Matahari dan sangat sulit untuk diamati dari Bumi. Elongasi tertinggi adalah masa di mana Merkurius mencapai titik pemisahan terjauhnya dari Matahari, sehingga ini adalah kesempatan langka untuk menemukan Merkurius.

4 April: Bulan di Fase Kuartir Awal

Setelah beberapa hari terakhir kita melihat Bulan yang muncul dalam fase sabit bersinar terang di langit barat saat senja, di tanggal ini Bulan akan masuk fase kuartir awal, fase di mana Bulan akan tampak separuh bagian saja karena terletak 90° dari posisi Matahari.

Dari Indonesia, Bulan kuartir awal akan mulai terlihat pada sekitar pukul 18.06 waktu setempat, ketika ketinggiannya 64° dari cakrawala utara Anda. Bulan kemudian akan tenggelam menuju cakrawala barat sekitar 6 jam setelah Matahari terbenam, atau tepatnya pada pukul 23.53 waktu setempat.

8 April: Oposisi Jupiter

Planet terbesar se-Tata Surya kita akan mencapai titik oposisi terhadap Matahari pada 8 April 2017; ia akan terbit saat Matahari terbenam dan terbenam saat Matahari terbit. Di bidang Tata Surya, Matahari―Bumi―Jupiter akan berada satu garis lurus, membuat Jupiter berada di jarak terdekatnya dengan Bumi kita.

Di Indonesia, Jupiter akan mulai terlihat pada pukul 18.22 waktu setempat sampai dengan keesokan hari pukul 05.26 waktu setempat. Sementara posisi Jupiter akan mencapai titik tertinggi di langit pada sekitar pukul 23.52 waktu setempat, yakni diketinggian 89° dari cakrawala timur laut.

Pada kesempatan ini, Jupiter akan berada pada jarak 4,46 AU (664 juta km) dari Bumi dan diameter sudutnya adalah sekitar 43,3 arcsec. Jupiter akan bersinar terang dengan magnitudo -2,5. Hal tersebut membuat Jupiter mudah dibedakan dengan bintang; ia akan tampak jauuuuuuuh lebih terang dari bintang apapun di langit.

Bisakah diamati dengan mata telanjang? Tentu bisa, tapi Anda hanya akan melihatnya bagai bintik kuning terang. Anda butuh teleskop untuk melihatnya lebih jelas lengkap dengan garis-garis atmosfer dan empat satelit alami terbesarnya.

10 April: Konjungsi Bulan dengan Jupiter

Bila Anda kesulitan menemukan Jupiter pada saat oposisi 8 April 2017, di tanggal ini Bulan akan memandu Anda untuk menemukan sang raja planet. Sebab pada 10 April 2017, Bulan dan Jupiter akan melakukan konjungsi, keduanya hanya terpisah 2°0' satu sama lain.

Kita bisa melihat konjungsi ini mulai pukul 18.09 waktu setempat hingga keesokan hari (11/4) pukul 05.13 waktu setempat. Bulan dan Jupiter akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 23.39 waktu setempat, yakni 89° dari cakrawala utara.

Pada saa konjungsi, Bulan akan bersinar dengan magnitudo -12,6 dan Jupiter dengan magnitudo -2,5. Keduanya berada di rasi bintang Virgo.

11 April: Bulan Purnama

Bulan Purnama pada April ini jatuh pada tanggal 11, tepatnya pukul 13.10 waktu setempat. Pada fase ini, Bulan berada pada posisi 180° dari Matahari, sehingga ia akan terbit saat Matahari terbenam dan terbenam saat Matahari terbit.

Fase Bulan Purnama akan membawa satu-satunya satelit alami Bumi kita ini terletak pada deklinasi -04° 43' di rasi bintang Virgo. Jaraknya dari Bumi adalah sekitar 398.000 kilometer.

17 April: Konjungsi Bulan dengan Saturnus

Ingin melihat planet Saturnus dengan cincinnya? Di tanggal ini, Bulan akan membantu Anda menemukan posisi Saturnus sebab keduanya hanya akan terpisah 3°13' satu sama lain di langit Bumi.

Di Indonesia, pasangan benda langit ini akan terlihat mulai tengah malam, ketika mereka berada di ketinggian 21° di atas ufuk tenggara. Keduanya kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pukul 04.00, yakni 74° di atas cakrawala selatan. Mereka bisa diamati hingga Matahari terbit.

Sayangnya, untuk bisa melihat cincin Saturnus, Anda membutuhkan teleskop. Dalam pandangan mata telanjang, Saturnus hanya seperti bintik kuning keemasan terang dengan magnitudo 0,1, sementara Bulan bermagnitudo -12,2. Keduanya berada di konstelasi Sagitarius.

19 April: Bulan di Fase Kuartir Akhir

Kebalikan dari fase kuartir awal pada 4 April, di fase ini Bulan juga akan tampak separuh bagian saja, sebagian lainnya membelakangi Matahari sehingga kita di Bumi akan melihatnya sebagai area gelap Bulan.

Untuk melihatnya, Bulan kuartir akhir akan terbit sekitar pukul 23.52 waktu setempat, atau sekitar 6 jam 2 menit sebelum Matahari terbit. Bulan kuartir akhir akan mencapai ketinggian 76° di atas cakrawala tenggara sebelum memudar dari pandangan karena terbit fajar sekitar pukul 05.40 waktu setempat.

23 April: Hujan Meteor Lyrid

Setelah sejak Januari kita tidak mengamati peristiwa hujan meteor, di tanggal ini musim pengamatan hujan meteor akan dimulai!

Hujan meteor ini merupakan hujan meteor Lyrid, yang mencapai puncaknya pada tanggal 23 April 2017. Namun, beberapa meteor yang terkait hujan meteor Lyrid bisa terlihat setiap malam mulai dari 19 April sampai dengan 25 April.

Pada puncaknya, diperkirakan akan terlihat sekitar 10 meteor per jam (ZHR). Namun, perkiraan jumlah meteor ini hanya untuk pengamatan yang dilakukan di lokasi yang benar-benar gelap dan bebas polusi. Bisa jadi, perkiraan jumlah ini bisa meningkat. Semakin gelap lokasi pengamatan, semakin banyak meteor.

Hujan meteor Lyrid memiliki titik radian di asensio rekta 18h10m, deklinasi +32°, seperti yang ditampilkan pada gambar di atas. Kita bisa mulai mengamatinya pukul 01.00 dini hari, ketika titik radian hujan meteor Lyrid sudah tinggi dan suasana malam sudah benar-benar gelap.

Peristiwa ini bisa diamati dengan mata telanjang di seluruh Indonesia dan dilarang menggunakan teleskop. Karena gerakan meteor yang super cepat, menggunakan teleskop justru akan menyempitkan pandangan. Carilah lokasi pengamatan seperti di lapangan terbuka, atas gunung, atau pantai yang menghadap ke arah utara.

24 April: Konjungsi Bulan dengan Venus

Setelah mengalami konjungsi inferior pada 25 Maret 2017 kemarin, Venus kini telah bertransisi dari langit barat saat senja menjadi muncul di langit timur saat dini hari. Pada tanggal ini, kita mendapatkan kesempatan pertama untuk menemukan Venus yang berada di dekat Bulan sabit tua.

Bulan dan Venus akan berkonjungsi, keduanya akan terpisah 4°52' satu sama lain di langit Bumi. Kita bisa mulai mengamatinya pukul 05.00 waktu setempat hingga Matahari terbit. Planet Venus akan bersinar sangat terang dengan magnitudo -4,5, sementara Bulan akan bersinar dengan magnitudo -10,2.