Kondisi permukaan planet pluto
Planet kerdil Pluto mungkin menyembunyikan sebuah rahasia kecil. Dunia es kecil ini ternyata memiliki lautan di bawah permukaan yang terletak di bawah daerah beku berbentuk hati yang dikenal sebagai Sputnik Planitia.
Pertanyaan besarnya adalah: Mungkinkah laut bawah permukaannya ini mampu mendukung kehidupan di luar bumi?
Pertama kali ditemukan oleh pesawat ruang angkasa New Horizons selama terbang lintas 2015, kawasan berbentuk hati ini secara alami dibagi menjadi dua lobus: Lobus halus, bernama Sputnik Planitia, dan daerah kasar dikenal sebagai Tombaugh reggio.
Wilayah bernama Sputnik Planitia adalah cekungan yang dalam dan dianggap sebagai sisa-sisa tabrakan kuno. Calon kawah ini telah diisi dari waktu ke waktu dengan campuran tiga jenis es - nitrogen, metana dan karbon monoksida beku - dan terletak di seberang permukaan Charon (bulan terbesar Pluto yang orbitnya pasang surut terkunci).
"Sputnik Planitia adalah salah satu permata mahkota Pluto, dan memahami asal-usulnya adalah teka-teki," kata penyidik utama New Horizons Alan Stern, dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, menjelaskan dalam sebuah rilis berita.
William McKinnon, profesor keplanetan di Arts & Sciences di Washington University di St Louis adalah anggota dari tim New Horizons serta rekan penulis pada beberapa makalah Pluto, termasuk makalah yang menunjukkan potensi laut di bawah permukaan pluto yang membentang sekitar 600 mil dan ketebalan lebih dari 50 mil. Dia juga memperkirakan bahwa laut semacam itu akan memiliki banyak amonia.
Tim New Horizons sebelumnya mendeteksi keberadaan amonia pada Charon, dan juga pada salah satu bulan kecil Pluto. "Jadi itu hampir pasti dalam Pluto," kata McKinnon menjelaskan dalam rilis berita. "Apa yang saya pikirkan adalah di sana, di laut Pluto agak berbahaya, sangat dingin, asin dan sangat kaya amonia sehingga hampir seperti sirup."
Bisakah makhluk hidup bertahan hidup di lingkungan seperti itu? Jika kita berbicara tentang kehidupan seperti yang kita tahu, mungkin tidak.
"Disini tidak ada tempat bagi kuman, apalagi ikan atau cumi-cumi, atau kehidupan seperti yang kita tahu," kata McKinnon. "Tetapi dengan lautan metana di Titan (bulan utama Saturnus), itu menimbulkan pertanyaan apakah beberapa bentuk kehidupan benar-benar baru bisa terbentuk di cairan dingin eksotis ini."
Kehidupan di Bumi bisa mentolerir banyak hal. Organisme yang dikenal sebagai extremophiles tidak hanya hidup, tapi berkembang di lingkungan paling keras. Misalnya, ada organisme yang dapat mentolerir suhu ekstrim, serta kondisi sangat asin, atau bahkan tardigrade, yang dapat mengering untuk jangka waktu yang lama dan kemudian hidup kembali berkat beberapa tetes air.
Sangat dingin di wilayah Sabuk Kuiper, sehingga untuk membuat laut bawah permukaan di Pluto tetap cair, harus ada semacam anti beku, seperti amonia. Meskipun para ilmuwan tidak yakin ada organisme di luar sana yang bisa bertahan di lautan kental kaya amonia di Pluto, tapi beberapa jenis bakteri yang ditemukan di Bumi mampu mengubah nitrogen menjadi amonia.
Jika ada laut bersembunyi di bawah hati es Pluto, itu akan menjadi penemuan besar. Pluto adalah salah satu dari ribuan dunia yang terletak di Sabuk Kuiper, dan jika lautan di bawah permukaan Pluto bisa dikonfirmasi, kemungkinan objek lain di Sabuk Kuiper juga menyimpan lautan eksotis lainnya (dan mungkin kehidupan) meningkatkan secara eksponensial.